digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan mendorong minat terhadap kendaraan listrik, namun adopsinya di Indonesia masih jauh dari target Nationally Determined Contribution (NDC). Salah satu hambatan utama adalah tingginya harga, terutama karena baterai menyumbang sekitar 40% dari total biaya kendaraan. Pusharlis, sebagai unit strategis PLN yang ditugaskan mendukung percepatan adopsi kendaraan listrik, selama ini berfokus pada pembangunan infrastruktur pengisian. Namun, percepatan ini juga memerlukan pendekatan strategis, seperti model bisnis Battery-as-a-Service (BaaS) yang menurunkan biaya awal dengan mengalihkannya menjadi biaya sewa berkala. Sebelum menerapkan model ini, Pusharlis perlu memahami kondisi pasar, salah satunya dengan mengestimasi Willingness to Pay (WTP) konsumen sebagai dasar perumusan strategi bisnis, baik dari sisi pendekatan maupun strategi harga yang digunakan. Penelitian ini menggunakan survei Contingent Valuation Method (CVM) dengan metode Double-Bounded Dichotomous Choice (DBDC), lalu dianalisis menggunakan model probit dan disimulasikan dengan diskriminasi harga. Survei dilakukan secara daring dan luring di lingkungan ITB dengan total 273 responden. Estimasi WTP menunjukkan bahwa variabel harga, pendapatan, usia, jarak tempuh, dan pengetahuan tentang BaaS berpengaruh signifikan. Lalu, hasil simulasi diskriminasi harga dengan segmentasi berdasarkan jarak tempuh harian menunjukkan bahwa variasi skema harga dapat meningkatkan pendapatan dan partisipasi, meskipun konsumen surplus cenderung menurun. Namun, terdapat efek diminishing return, di mana semakin banyak skema harga ditambahkan, tambahan manfaat dari pendapatan dan partisipasi semakin berkurang. Analisis sensitivitas menunjukkan efektivitas penggunaan diskriminasi harga meningkat jika sebaran WTP kecil dan perbedaan antar segmen besar. Implikasi bagi Pusharlis termasuk menyasar segmen muda dan menengah ke atas serta menerapkan diskriminasi harga untuk meningkatkan adopsi dan pendapatan. Penelitian ini memberi gambaran potensi pendapatan berdasarkan segmentasi, meskipun terbatas pada populasi responden yang diteliti. Perusahaan disarankan memanfaatkan variabel signifikan seperti usia, pendapatan, jarak tempuh, dan pengetahuan dalam menyusun strategi bisnis. Penelitian selanjutnya dapat memperluas populasi, mengeksplorasi variabel tambahan, serta menambahkan analisis kelayakan finansial agar hasilnya lebih aplikatif.