digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - JOSE PROMO ANUGERAH PANJAITAN
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Penelitian mengenai kondisi geologi dan hidrogeologi di Daerah Dolok Marawa, Kabupaten Simalungun, masih terbatas, meskipun hal ini sangat penting untuk memahami potensi sumber daya air tanah, pengembangan kawasan wisata, serta konservasi lingkungan di wilayah tersebut. Daerah ini memiliki keberadaan mata air panas dan hangat di sepanjang aliran Sungai Balakbak serta endapan travertin yang tersebar di sekitar keluaran mata air. Metode penelitian meliputi pemetaan geologi skala 1:25.000 melalui penginderaan jauh, pengamatan lapangan, dan analisis petrografi, serta analisis fisik dan kimia air yang mencakup parameter suhu, pH, Total Dissolved Solids (TDS), Electrical Conductivity (EC), kandungan kation–anion utama (Na?, K?, Ca²?, Mg²?, Cl?, SO?²?, HCO??, NO??), dan isotop stabil ¹?O dan ²H. Hasil pemetaan mengidentifikasi lima satuan geologi utama yaitu Satuan Lava Andesit (Qlva), Satuan Tuf Terlaskan (Qtt), Satuan Tuf Lapili (Qtl), Satuan Travertin (Qtr), dan Satuan Aluvium (Qa), serta dua struktur geologi. Berdasarkan diagram Piper, sampel air di daerah penelitian diklasifikasikan sebagai fasies Ca+Mg–HCO?. Seluruh sampel menunjukkan karakter immature water yang belum mencapai kesetimbangan geokimia dengan batuan akuifer. Mata air panas diduga berasal dari air meteorik yang telah mengalami pemanasan atau pencampuran. Model hidrogeologi yang dikembangkan menunjukkan bahwa pola aliran air tanah cenderung ke arah timur laut, dengan zona resapan mata air panas berada pada elevasi sekitar ±534 mdpl dan mata air dingin pada ±800 mdpl. Litologi di daerah penelitian bervariasi dari permeabel hingga impermeabel sehingga membentuk akuifer bertipe ruang antarbutir, bercelah, atau kombinasi keduanya. Sumber panas diduga berasal dari sisa aktivitas vulkanik, khususnya Dolok Bahtopu. Air meteorik meresap ke bawah, mengalami pemanasan, kemudian naik melalui rekahan sambil membawa material karbonat yang selanjutnya mengendap di permukaan sebagai travertin.