ABSTRAK Salma Khairunnisa Irwanto
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
SALMA KHAIRUNNISA IRWANTO
EMBARGO  2028-12-01 
EMBARGO  2028-12-01 
SALMA KHAIRUNNISA IRWANTO
EMBARGO  2028-12-01 
EMBARGO  2028-12-01 
SALMA KHAIRUNNISA IRWANTO
EMBARGO  2028-12-01 
EMBARGO  2028-12-01 
SALMA KHAIRUNNISA IRWANTO
EMBARGO  2028-12-01 
EMBARGO  2028-12-01 
SALMA KHAIRUNNISA IRWANTO
EMBARGO  2028-12-01 
EMBARGO  2028-12-01 
SALMA KHAIRUNNISA IRWANTO
EMBARGO  2028-12-02 
EMBARGO  2028-12-02 
Aktivitas industri yang terus berkembang telah menghasilkan polusi logam berat yang dapat membahayakan lingkungan, khususnya lingkungan perairan. Salah satu logam berat yang umum mencemari lingkungan perairan adalah tembaga, umumnya sebagai spesi ion Cu(II). Ion Cu(II) dalam jumlah yang sesuai diperlukan tubuh karena berperan sebagai kofaktor katalitik dalam berbagai reaksi redoks. Namun, keracunan ion Cu(II) dapat menyebabkan terjadinya kerusakan DNA, gangguan metabolisme mitokondria, dan kematian sel. Penelitian ini bertujuan untuk membuat biokomposit alginat magnetit daun kelor (AMDK) sebagai adsorben untuk adsorpsi ion Cu(II) dan mengkarakterisasi adsorben tersebut. Selain itu, ditentukan kondisi adsorpsi optimum dan model kinetika, isoterm, serta termodinamika adsorpsi Cu(II) oleh AMDK. Penambahan magnetit ke dalam biokomposit dilakukan untuk meningkatkan efektvitas adsorpsi logam dengan mempermudah pemisahan adsorben dari sampel. Adsorben biokomposit AMDK berhasil disintesis dan dikarakterisasi dengan Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) dan Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive X-Ray Spectroscopy (SEM-EDS). Berdasarkan hasil karakterisasi FTIR, pergeseran bilangan gelombang pada spektrum FTIR menunjukkan bahwa gugus fungsi O–H dan C=O berperan dalam proses adsorpsi. Dari citra SEM, ditunjukkan bahwa morfologi permukaan adsorben AMDK bersifat heterogen dan tidak rata. Selain itu, pemetaan EDS menunjukkan keberadaan unsur Cu pada adsorben AMDK setelah adsorpsi. Hasil optimasi adsorpsi menunjukkan bahwa kondisi optimum adsorpsi ion Cu(II) dengan adsorben AMDK tercapai pada pH 4 dan waktu kontak 420 menit. Proses adsorpsi ion Cu(II) dengan AMDK mengikuti model kinetika adsorpsi orde satu semu dan model isoterm adsorpsi Langmuir, dengan kapasitas adsorpsi maksimum (qm) sebesar 35,955 mg/g. Berdasarkan studi termodinamika, proses adsorpsi bersifat eksotermik, mengalami penurunan derajat ketidakteraturan, dan berlangsung spontan.
Perpustakaan Digital ITB