digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ratu Naia Ariefari
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

Pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Patuha yang berada di kawasan pegunungan memainkan peran penting dalam mendistribusikan emisi C02 sehingga dapat memengaruhi area tertentu dengan tingkat konsentrasi emisi yang lebih tinggi. Tanpa pemahaman yang jelas mengenai pola penyebaran emisi, akan ada risiko peningkatan akumulasi C02 di wilayab tertentu, yang dapat berdampak pada kualitas udara dan lingkungan. Selain itu, jika PLTP berkembang dan laban hijau di sekitar berkurang, diperlukan strategi mitigasi yang tepat agar kawasan yang berfungsi sebagai penyerap karbon alami tidak terdarnpak secara signiftkan. Oleh karena itu, penelitian ini berupaya mensimulasikan pola penyebaran emisi C02 yang dipengaruhi oleb sirkulasi angin gunung dan lembab di kawasan PLTP Patuba. Pada penelitian ini, metode yang digunakan difokuskan pada simulasi sebaran emisi C02 pada tanggal penelitian yang dipilib. Simulasi model dilakukan menggunakan dua aplikasi yaitu WRF dan HYSPLIT. Inputan WRF menggunakan data FNL dengan resolusi temporal 6 jam dan resolusi spasial 0,25° x 0,25°. Simulasi WRF menggunakan tiga domain kajian yaitu 9 km, 3 km, dan 1 km. Hasil output WRF akan divalidasi menggunakan data ERAS. Model HYSPLIT digunakan untuk menunjang basil simulasi dilihat dari potensi arab sebaran ernisi. Penelitian ini menunjukkan bahwa sirkulasi angin gunung dan lembab berperan penting dalam penyebaran emisi C02 di sekitar PLTP Patuha. Angin meridional lebih dominan dibandingkan angin zonal, dengan pola yang lebih terorganisir dan kecepatan lebih tinggi. Pola angin menunjukkan dominasi angin gunung pada pagi hari dan angin lembah pada siang bari, serta transisi pada sore hingga malam. Analisis vertikal mengindikasikan zona pembalikan angin pada ketinggian 3000- 4000 meter. Hasil trayektori menunjukkan arah sebaran emisi ke barat !aut, sebingga area hijau di wilayah tersebut sebaiknya dipertabankan sebagai penyerap alami C02.