digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gilang Romadhon
PUBLIC Open In Flipbook Esha Mustika Dewi

Studi ini membahas mengenai pengamanan risiko pada tahap produksi di PLTP menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP) dan Safety Integrity Level (SIL) secara mendetail. Penelitian ini memberikan alternatif acuan untuk mengidentifikasi potensi bahaya pada proses operasional PLTP menggunakan metode tersebut dan menerapkannya menggunakan studi kasus pada PLTP Ulumbu Unit 1 dan 2. Analisis dilakukan terhadap delapan node utama yang merepresentasikan PLTP tersebut, mulai dari steam gathering, demister, turbin & generator, lube oil system, hingga auxiliary cooling system. Evaluasi risiko dilakukan melalui pendekatan risk matrix yang menggabungkan parameter severity dan likelihood. Studi menunjukkan bahwa dari seluruh node, steam gathering, turbin & generator, dan lube oil system memiliki tingkat risiko dengan skor medium risk (6-9), Demister memiliki skor high risk (10) dan Auxilarry Cooling System dengan skor low risk (4). Penilaian SIL menunjukkan bahwa sebagian besar node berada pada tingkat SIL 1–2, sementara node 2 dan 3 pada sistem demister menunjukkan nilai SIL 0 yaitu pada point 2.1.1 dan 3.1.1 dengan nilai PFDavg sebesar 0,103. Hal ini menunjukan adanya kesenjangan proteksi, terutama pada sistem pembuangan air pada demister yang berpotensi menyebabkan carryover uap basah ke dalam turbin. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan rekomendasi perbaikan yang sudah sesuai dengan standar internasional berupa penambahan satu aktuator dan satu sensor flow switch pada saluran drainase Demister Unit 1, serta penyesuaian logika kontrol menjadi arsitektur 1oo2. Hasil simulasi ulang menunjukkan penurunan PFDavgloop menjadi 0,0095, sehingga meningkatkan nilai SIL dari 0 menjadi SIL 2 yang telah sesuai dengan target level SIL. Dengan penggunaan pedoman HAZOP dan SIL ini, dapat menja untuk mengidentifikasi risiko yang signifikan, tetapi juga menyusun langkah-langkah mitigasi yang konkret dan terukur. Dari pedoman yang di propose dalam penelitian ini dapat menjadi acuan dalam implementasi HAZOP dan SIL di industri Geothermal. Selain itu, hasil perhitungan SIL dapat dijadikan rujukan penting dalam evaluasi dan pengembangan sistem keselamatan di fasilitas pembangkit panas bumi lainnya di Indonesia, yang memiliki karakteristik proses serupa.