Studi ini membahas mengenai pengamanan risiko pada tahap produksi di PLTP
menggunakan metode Hazard and Operability Study (HAZOP) dan Safety Integrity
Level (SIL) secara mendetail. Penelitian ini memberikan alternatif acuan untuk
mengidentifikasi potensi bahaya pada proses operasional PLTP menggunakan
metode tersebut dan menerapkannya menggunakan studi kasus pada PLTP Ulumbu
Unit 1 dan 2. Analisis dilakukan terhadap delapan node utama yang
merepresentasikan PLTP tersebut, mulai dari steam gathering, demister, turbin &
generator, lube oil system, hingga auxiliary cooling system. Evaluasi risiko
dilakukan melalui pendekatan risk matrix yang menggabungkan parameter severity
dan likelihood. Studi menunjukkan bahwa dari seluruh node, steam gathering,
turbin & generator, dan lube oil system memiliki tingkat risiko dengan skor medium
risk (6-9), Demister memiliki skor high risk (10) dan Auxilarry Cooling System
dengan skor low risk (4). Penilaian SIL menunjukkan bahwa sebagian besar node
berada pada tingkat SIL 1–2, sementara node 2 dan 3 pada sistem demister
menunjukkan nilai SIL 0 yaitu pada point 2.1.1 dan 3.1.1 dengan nilai PFDavg
sebesar 0,103. Hal ini menunjukan adanya kesenjangan proteksi, terutama pada
sistem pembuangan air pada demister yang berpotensi menyebabkan carryover uap
basah ke dalam turbin. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan rekomendasi
perbaikan yang sudah sesuai dengan standar internasional berupa penambahan satu
aktuator dan satu sensor flow switch pada saluran drainase Demister Unit 1, serta
penyesuaian logika kontrol menjadi arsitektur 1oo2. Hasil simulasi ulang
menunjukkan penurunan PFDavgloop menjadi 0,0095, sehingga meningkatkan
nilai SIL dari 0 menjadi SIL 2 yang telah sesuai dengan target level SIL. Dengan
penggunaan pedoman HAZOP dan SIL ini, dapat menja untuk mengidentifikasi
risiko yang signifikan, tetapi juga menyusun langkah-langkah mitigasi yang
konkret dan terukur. Dari pedoman yang di propose dalam penelitian ini dapat
menjadi acuan dalam implementasi HAZOP dan SIL di industri Geothermal. Selain
itu, hasil perhitungan SIL dapat dijadikan rujukan penting dalam evaluasi dan
pengembangan sistem keselamatan di fasilitas pembangkit panas bumi lainnya di
Indonesia, yang memiliki karakteristik proses serupa.
Perpustakaan Digital ITB