Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Gunung Salak di Jawa Barat merupakan salah satu pembangkit panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas terpasang 3×60 MW. Setelah beroperasi lebih dari tiga dekade, pembangkit ini menghadapi tantangan penurunan kinerja akibat degradasi komponen utama seperti turbin, kondensor, dan menara pendingin yang berdampak pada efisiensi termal dan eksergi sistem. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi kinerja PLTP Gunung Salak Unit 1, 2, dan 3 melalui analisis eksergi guna mengidentifikasi sumber irreversibilitas, kerugian energi terbesar, serta peluang optimasi sistem.
Data operasi aktual dikumpulkan dari Maret 2023 hingga Februari 2024, mencakup tekanan, temperatur, dan laju alir massa komponen utama. Analisis dilakukan dengan perangkat lunak Cycle-Tempo menggunakan neraca massa, energi, dan eksergi, serta divisualisasikan dengan diagram Grassmann untuk menggambarkan distribusi kerugian eksergi. Hasil penelitian menunjukkan efisiensi eksergi Unit 1, 2, dan 3 masing-masing sebesar 59,4%, 62,8%, dan 63,6%. Irreversibilitas terbesar terdapat pada turbin (11,3–12,5%), diikuti cooling tower (7,9–12,2%) dan kondensor (5,9–9,4%). Temuan ini menegaskan bahwa peningkatan performa dapat dicapai melalui optimasi sistem pendingin dan pemeliharaan turbin.
Strategi teknis seperti seal and bearing improvement dan retrofit sudu (reblading) dievaluasi. Pada cooling tower terdapat strategi Optimalisasi Nozzle dan Distribusi Air serta penambahan Variable Frequency Drive. Selain itu, peningkatan tekanan kondensor teridentifikasi akibat bertambahnya Non-Condensible Gas (NCG), sementara sistem Gas Removal System eksisting belum optimal. Oleh karena itu, disarankan penambahan Liquid Ring Vacuum Pump untuk meningkatkan kemampuan pembuangan NCG, menurunkan tekanan kondensor, serta memperbaiki efisiensi keseluruhan sistem.
Perpustakaan Digital ITB