ABSTRAK Zabrina Ramadhani Aristawati
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Zabrina Ramadhani Aristawati
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Zabrina Ramadhani Aristawati
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Zabrina Ramadhani Aristawati
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Zabrina Ramadhani Aristawati
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Zabrina Ramadhani Aristawati
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Zabrina Ramadhani Aristawati
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Zabrina Ramadhani Aristawati
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Zabrina Ramadhani Aristawati
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Urbanisasi yang berlangsung secara masif masih menjadi tantangan serius bagi
wilayah-wilayah metropolitan, salah satunya terkait pengelolaan tata ruang yang
responsif terhadap dinamika perubahan spasial. Kawasan Metropolitan Bandung
Raya sebagai pusat kegiatan nasional dan pertumbuhan ekonomi mengalami
perkembangan wilayah yang pesat, menciptakan kompleksitas spasial dan
heterogenitas kawasan yang tinggi. Pemetaan urban–rural fringe yang
mendelineasikan batas wilayah di luar batas-batas administratif menuntut adanya
pengembangan metode dan pendekatan baru yang mampu merepresentasikan
dinamika spasial secara lebih adaptif terhadap perubahan karakteristik kawasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi zonasi, karakteristik, serta
transformasi spasio-temporal wilayah peralihan kota-desa (urban-rural fringe)
melalui pemetaan wilayah menggunakan pendekatan Spatial Clustering K-Means
di Kawasan Metropolitan Bandung Raya. Analisis difokuskan pada tiga variabel
utama, yaitu proporsi lahan terbangun, kepadatan penduduk, dan intensitas cahaya
malam, yang dikompilasi dalam grid spasial berukuran 500 x 500 m dengan
cakupan analisis spasio-temporal selama periode sepuluh tahun (2015-2024). Hasil
penelitian menunjukkan pola konsentris pada zona fringe yang terdistribusi
mengelilingi kawasan pusat kota (urban core) serta koridor-koridor utama di
wilayah metropolitan. Transformasi wilayah dari rural menuju fringe dan
selanjutnya ke urban berlangsung secara bertahap, dengan ekspansi kawasan fringe
paling intens terjadi pada periode 2015-2019, dan cenderung melambat pada 2019-
2024. Penelitian ini menghadirkan kebaruan dalam pemetaan wilayah urban-rural
fringe dengan integrasi metode penginderaan jauh dan spatial clustering yang
sebelumnya masih sangat terbatas dalam kajian spasial di Indonesia. Pemetaan
urban-rural fringe yang dihasilkan dapat menjadi dasar informasi geospasial yang
penting bagi pertimbangan dalam perumusan kebijakan tata ruang sebagai upaya
untuk mengendalikan dan menekan urban sprawl serta mengoptimalkan distribusi
pembangunan di seluruh Kawasan Metropolitan Bandung Raya.
Perpustakaan Digital ITB