PT PLN (Persero) menghadapi berbagai tantangan dalam menjaga keandalan distribusi,
terutama dalam pemeliharaan jaringan tegangan menengah yang bergantung pada
ketersediaan material distribusi utama (MDU). Permasalahan utama meliputi
ketidaksesuaian antara permintaan dan stok, yang menyebabkan keterlambatan
pengiriman, serta tingginya biaya logistik. Hal ini karena kurangnya integrasi antar
unit, lemahnya perencanaan frekuensi permintaan, dan belum adanya model sistematis
dalam pengambilan keputusan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model distribusi material tegangan
menengah menggunakan pendekatan metode Wagner-within yang telah dimodifikasi.
Modifikasi dilakukan dengan mengintegrasikan variabel-variabel penting seperti biaya
penyimpanan, biaya transportasi, jarak antar unit (UP3 dan ULP), serta frekuensi
permintaan dalam cakupan waktu tertentu. Fokus studi dilakukan pada PLN Unit Induk
Distribusi Kalimantan Selatan dan Tengah (UID Kalselteng), khususnya pada dua
wilayah kerja yaitu UP3 Barabai dan UP3 Tanah Bumbu. Model yang dikembangkan
dengan permintaan deterministik, dan menyusun formulasi matematis untuk
menentukan frekuensi pemesanan material guna meminimalkan total biaya distribusi.
Hasil penelitian menunjukkan metode Wagner-within yang dibandingkan dengan
metode Silver-meal menghasilkan hasil biaya yang lebih minimum dan frekuensi
pengiriman yang lebih sedikit. Lalu metode Wagner-within dibandingkan dengan
model kondisi eksisting mampu mengurangi biaya logistik secara signifikan.
Penurunan presentase biaya logistik sekitar 38% dan 45% jika dibandingkan dengan
metode pengiriman eksisting. Dengan begitu metode pengembangan ini efektif dalam
menurunkan biaya logistik yang ada pada perusahaan.
Perpustakaan Digital ITB