Sektor pertanian, terutama subsektor tanaman pangan, memegang peran penting
dan strategis. Namun, sektor pertanian di Indonesia masih menghadapi berbagai
tantangan yang dapat mempengaruhi produktivitas, salah satunya adalah gagal
panen akibat curah hujan yang tak menentu. Perubahan iklim global memberikan
dampak signifikan terhadap pola curah hujan di berbagai wilayah, termasuk
Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan dan persebaran zona
agroklimat Oldeman masa depan di Indonesia sebagai dampak dari adanya
perubahan iklim menggunakan data proyeksi curah hujan dari model iklim global
CMIP6 yang telah di-downscalling dalam NEX-GDDP-CMIP6. Dipilih 9 model
yang dinilai baik untuk analisis curah hujan, serta digunakan skenario SSP2-4.5 dan
SSP5-8.5. Dari sembilan model, dipilih empat model terbaik melalui metrik
evaluasi RMSE dan korelasi Pearson. Model-model tersebut meliputi EC-EARTH3,
ACCESS-CM2, MIROC-ES2L, dan CNRM-ESM2-1. Analisis dilakukan pada data
curah hujan resolusi spasial 0.25°x0.25° dari periode historis (1984-2014) dan
periode proyeksi near-future (2015-2040), mid-future (2041-2070), dan far-future
(2071-2100).
Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan zona agroklimat di berbagai
wilayah, meliputi perluasan wilayah basah yang meliputi zona A, B, dan C1 di
wilayah Sumatera bagian utara dan barat. Selain itu, terdapat indikasi beberapa
wilayah yang akan mengalami kondisi lebih kering, ditandai oleh zona C1 yang
terlihat berkurang dan bergeser menjadi zona C2 hingga D, contohnya di wilayah
Sumatera bagian tengah. Terdapat pula wilayah dengan pola agroklimat yang
cenderung stabil dan hanya mengalami perubahan yang sedikit sepanjang periode
proyeksi, yaitu wilayah Jawa Tengah bagian timur, Jawa Timur, Bali, dan Nusa
Tenggara. Pada wilayah-wilayah dengan produksi padi terbesar, perubahan yang
cukup signifikan terjadi pada wilayah Sumatera Utara dan Sumatera Barat, meliputi
perluasan zona basah A dan B. Wilayah Sulawesi Selatan, Jawa Barat, dan Jawa
Tengah bagian barat juga diproyeksikan memiliki perubahan yang cukup mencolok,
meliputi bertambahnya kondisi kering dan basah di beberapa titik. Sementara itu,
wilayah-wilayah lain cenderung memiliki pola yang mirip dengan periode historis.
Perpustakaan Digital ITB