digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kestabilan terowongan sangat dipengaruhi dimensi bukaan, kualitas massa batuan, beban batuan (rock load), dan metode penggalian yang digunakan. Deformasi berlebih (strain) dapat memicu masalah ketidakstabilan sehingga diperlukan analisis kuantitatif yang komprehensif untuk memprediksi perilaku deformasi pada berbagai kondisi. Penelitian ini menganalisis hubungan antara competence factor (CF), rock load, dan tunnel span terhadap nilai strain pada terowongan berdimensi besar melalui pemodelan numerik 2D finite element method. Simulasi dilakukan pada empat metode penggalian meliputi Side Drift (SD), Central Diaphragm (CD), Top Heading and Benching (THB), dan Three-Bench Seven Step Excavation Method (TSEM) untuk kategori large span dan very large span. Hasil regresi menunjukkan hubungan negatif antara CF dan strain dengan koefisien korelasi ???? berkisar 0,85–0,92. Untuk large span, SD menghasilkan lower bound strain terendah (???? = 0.11 (???????????? /???????? )?0.7, ???? = 0.88), sedangkan TSEM menghasilkan upper bound tertinggi (???? = 0.97 (???????????? /????????)?0.73, ???? = 0.9). Pada very large span, tren serupa teramati dengan SD tetap terendah (???? = 0.16 (???????????? /???????? )?0.75) dan TSEM tertinggi (???? = 1.15 (???????????? /???????? )?0.8). Hubungan positif signifikan juga ditemukan antara rock load dan strain korelasi r berkisar 0,82–0,87. Untuk large span, SD menunjukkan lower bound terendah (???? = 0.44 ???????? 2.8) sementara TSEM tertinggi (???? = 4.7 ???????? 3.2). Pola ini konsisten pada very large span, menjelaskan bahwa peningkatan span dan rock load secara langsung meningkatkan strain, sedangkan CF yang lebih tinggi secara konsisten menurunkan nilai strain. Model regresi yang diperoleh dapat menjadi alat prediksi deformasi dan dasar pemilihan metode penggalian yang sesuai dengan kondisi geoteknik dan dimensi bukaan.