digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak - Ransi Raihan Majesta
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Poksai kuda (Garrulax rufifrons Lesson, 1831) merupakan spesies Leiothrichidae endemik Jawa yang dilindungi dan berstatus Endangered (IUCN). Sedikitnya habitat yang tersisa dan keterbatasan informasi habitat G. rufifrons menjadi hambatan upaya konservasinya. Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi habitat G. rufifrons di bagian barat Pulau Jawa menggunakan pendekatan species distribution modeling (SDM). Titik perjumpaan G. rufifrons diperoleh dari hasil survei lapangan di Gunung Sawal (2025) dan Global Biodiversity Information Facility (2014?2024) dengan total sebanyak 29 titik yang dianalisis menggunakan MaxEnt GUI 3.4.4. Variabel prediktor dipilih berdasarkan hasil uji korelasi Spearman dan pertimbangan aspek ekologis, mencakup 17 variabel lingkungan: tutupan lahan, elevasi, kemiringan, Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), Normalized Difference Water Index (NDWI), nighttime light, jarak dari jalan, dan sepuluh variabel bioklimat (CHELSA). Hasil pemodelan distribusi habitat menunjukkan performa yang baik, dinilai dari AUC sebesar 0,905±0,039. Berdasarkan threshold probabilitas 10 percentile training presence, area yang sesuai sebagai habitat G. rufifrons hanya ±17,1% (955.141,6 ha) dari total area studi. Sementara itu, penggunaan threshold probabilitas ?0,5 menghasilkan persentase sebesar ±3,67% (204.728,5 ha). Berdasarkan kurva respons, G. rufifrons terdistribusi pada dataran tinggi (>1.000 mdpl) dengan vegetasi rapat, kelembaban tinggi, suhu rata-rata rendah (<20oC), serta fluktuasi suhu harian yang besar. Model ini sangat dipengaruhi oleh variabel isothermality dan mean diurnal air temperature range dengan nilai permutation importance yang tinggi (23,1% dan 16,8%). Hal ini menunjukkan distribusi habitat G. rufifrons sensitif terhadap rentang dan fluktuasi suhu harian, serta diduga perubahan iklim akan menjadi ancaman kuat pada kelestariannya di masa mendatang.