digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Aulia Oesman Widodo
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Lalat buah merupakan salah satu hama penting yang menyerang berbagai komoditas hortikultura dan menyebabkan kerugian signifikan. Adanya organisme pengganggu tanaman ini menurunkan produksi tanaman baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Serangan hama dan penyakit ini dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 30% per tahun. Salah satu kelompok serangga yang merupakan hama mengkhawatirkan bagi tanaman-tanaman ini adalah lalat buah. Lalat buah (Bactrocera spp.) merupakan serangga dari ordo Diptera dan famili Tephritidae, yang menjadi salah satu hama penting pada berbagai tanaman hortikultura, terutama buah-buahan dan sayuran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai Mei 2024 untuk mengetahui sebaran dan intensitas populasi lalat buah dengan menggunakan perangkap berbasis atraktan metil eugenol di lahan pertanaman campuran. Teknik sampling dilakukan secara purposive pada enam jenis tanaman yaitu jeruk lemon, cabai rawit, tomat ceri, terong, alpukat, dan mentimun di Kebun Pendidikan SITH Haurngombong selama 17 minggu. Perangkap yang digunakan terdiri dari dua tipe: botol modifikasi dan perangkap berbentuk corong yang dipasang pada posisi setinggi 1–1,5 meter. Lalat yang didapatkan dari perangkap disimpan pada kantong plastik ziplock dan dilakukan identifikasi secara manual mengikuti buku Pedoman Identifikasi Hama Lalat Buah, terutama dengan cara identifikasi morfologi dilihat dari bagian pola sayap melintang dan abdomen lalat. Data yang di dapat dilakukan uji One-Way Anova, dengan tujuan untuk membandingkan Tomat Greenhouse, Cabai Greenhouse, Lemon, Alpukat, Mentimun, Terong dan Cabai antara 4 Minggu pertama dengan per 4 Minggu Berikutnya pada Bactrocera dorsalis dan Bactrocera umbrosa. Selain itu juga digunakan analisis deskriptif untuk menampilkan hasil penelitian baik dalam bentuk tabel, grafik dan diagram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total lalat Bactrocera dorsalis yang tertangkap adalah 5.231 ekor dengan tangkapan tertinggi pada tanaman terong (1.315 ekor), sedangkan Bactrocera umbrosa tertangkap sebanyak 205 ekor dengan jumlah terbanyak pada tanaman terong (65 ekor). Aktivitas tertinggi lalat terjadi pada minggu ketiga, yang kemudian menurun secara signifikan. Dari hasil tangkapan dapat diduga preferensi pada inang tanaman untuk B. dorsalis yaitu tanaman Lemon > Terong & Cabai > Alpukat, sedangkan B. umbrosa terlihat kurang melimpah menunjukkan preferensi tanaman inang yang berbeda daripada B. dorsalis. Pada semua lokasi, B. dorsalis memiliki ketinggian lebih besar, menunjukkan bahwa spesies ini lebih dominan dan lebih responsif terhadap atraktan metil eugenol. Perbedaan tangkapan B. dorsalis antar tanaman terlihat nyata. Selama 17 minggu, tanaman terong memerangkap lalat terbanyak (1315) diikuti oleh jeruk lemon (1120). Tanaman lainnya mendapatkan lalat dengan nilai hampir sama antara 650-790. Demikian juga dengan tangkapan lalat B. umbrosa. Tanaman terong memerangkap lalat terbanyak (65). Tanaman lainnya hanya mendapatkan lalat di bawah angka 30. Banyaknya lalat yang terperangkap dalam tanaman terong karena faktor kurangnya sanitasi lahan, yaitu adanya buah nangka busuk dari pohon nangka yang berada di sekitar tanaman terong. Faktor lingkungan yang dapat mengundang lalat buah datang antara lain adanya buah yang matang atau busuk, adanya tanaman inang tertentu dan sanitasi lahan yang kurang baik. Selain itu pengaruh kelembapan udara juga berpengaruh terhadap keberadaan lalat buah. Berdasarkan data kelembapan dari laporan iklim harian BMKG Stasiun Geofisika Bandung dan jumlah tangkapan B. dorsalis dan B. umbrosa di perangkap kebun terlihat bahwa kelembapan berada diatas 60% yang dapat mendukung aktivitas terbangnya lalat buah dan meningkatkan penyebaran aroma atraktan sehingga lalat buah dapat terbang dengan mudah serta mendukung kondisi yang ideal untuk larva dan pupa lalat buah untuk tumbuh dan berkembang. Berdasarkan data curah hujan didapatkan bahwa pada saat musim hujan terjadi curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan pertumbuhan serta perkembangan tanaman dan buah yang dapat mendukung perkembangan larva lalat buah yang secara tidak langsung mempengaruhi jumlah tangkapan Bactrocera sp. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, metode perangkap atraktan efektif untuk memantau dinamika populasi lalat buah dan dapat menjadi dasar strategi pengendalian yang efisien di lahan hortikultura campuran.