digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


COVER Zahra Aliyya Riantri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Zahra Aliyya Riantri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Zahra Aliyya Riantri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Zahra Aliyya Riantri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Zahra Aliyya Riantri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Zahra Aliyya Riantri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Zahra Aliyya Riantri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Zahra Aliyya Riantri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Zahra Aliyya Riantri
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

INDICO adalah anak perusahaan Telkomsel yang bergerak di bidang digitalisasi agribisnis. INDICO sedang menghadapi permasalahan dalam pengelolaan pengetahuan pada DFE Poultry. Tidak semua inovasi yang dikembangkan INDICO digunakan secara kontinu di lapangan, menandakan adanya permasalahan pada tingkat adopsi inovasi teknologi yang dikembangkan. Selain itu, terdapat permasalahan operasional pula yang dapat memengaruhi efisiensi bahkan tujuan strategis INDICO. Akar permasalahan terletak pada belum adanya inisiatif dari perusahaan untuk merumuskan strategi manajemen pengetahuan untuk DFE Poultry. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan proses bisnis DFE Poultry, mengidentifikasi kebutuhan pengetahuan, dan merumuskan strategi manajemen pengetahuan yang sesuai dengan karakteristik organisasi INDICO. Penelitian ini menggunakan model lima tahapan manajemen pengetahuan APO yang meliputi identify, create, store, share, dan apply, yang diintegrasikan dengan model strategi manajemen pengetahuan berdasarkan dimensi tipe aktivitas dan tingkat interaksi. Pemetaan proses bisnis dilakukan menggunakan Process Classification Framework dari APQC. Penentuan proses bisnis prioritas menggunakan pendekatan Critical Success Factors berdasarkan empat perspektif balanced scorecard dengan melibatkan dua evaluator senior. Identifikasi kebutuhan pengetahuan dilakukan melalui wawancara mendalam kemudian dianalisis menggunakan pencarian kata kunci untuk mengategorikan jenis pengetahuan dan tingkat interaksi yang dibutuhkan. Analisis gap manajemen pengetahuan dilakukan dengan membandingkan kondisi existing dari wawancara dengan kondisi ideal dari strategi manajemen pengetahuan yang terpilih, kemudian merancang usulan tools berdasarkan katalog 26 tools manajemen pengetahuan dari APO. Hasil mengidentifikasi 18 proses bisnis dengan "Pencarian Inovasi Baru" sebagai prioritas. Analisis 22 subproses menunjukkan dominasi strategi System Tacit (55%) yang membutuhkan kolaborasi intensif, dengan 77% melibatkan sumber eksternal namun pengguna semuanya internal. Gap utama meliputi ketiadaan platform kolaborasi terpusat, dokumentasi sporadis, keterbatasan pelatihan sistematis, dan kurang terintegrasinya tools yang digunakan. Usulan mengombinasikan opsi tools yang dikemukakan oleh APO (2020) dengan menilai kecocokannya dengan karakteristik setiap pengetahuan dan gap yang teridentifikasi.