digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2006 DIS PP SAHIDIN 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

2006 DIS PP SAHIDIN 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2006 DIS PP SAHIDIN 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2006 DIS PP SAHIDIN 1-BAB4a.pdf
File tidak tersedia

2006 DIS PP SAHIDIN 1-BAB4b.pdf
File tidak tersedia

2006 DIS PP SAHIDIN 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2006 DIS PP SAHIDIN 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

2006 DIS PP SAHIDIN 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Hopea merupakan salah satu genus utama dalam famili Dipterocarpaceae yang terdiri dari empat subgenus dan sekitar 100 spesies. Dari jumlah tersebut, barn delapan spesies yang telah dilaporkan aspek fitokimianya. Berdasarkan basil kajian kandungan oligomer resveratrol sebagai konstituen kimia utama, Hopea cenderung menghasilkan jenis dimer resveratrol termodifikasi. Untuk mengungkap lebih jauh kecenderungan tersebut, dimana secara biogenesis modifikasi tersebut diperkirakan masih terus berlanjut, perlu dikaji keragaman oligomer resveratrol pada beberapa spesies Hopea yang lain. Selain itu, beberapa laporan terdahulu menunjukkan bahwa sebagian senyawa oligomer resveratrol memperlihatkan efek sitotoksik yang kuat dengan mekanisme inhibisi melalui apoptosis. Namun demikian, kajian tersebut hanya terbatas pada jenis oligomer yang tidak termodifikasi. Oleh karenanya, dengan memperhatikan adanya jenis dimer resveratrol termodifikasi pada Hopea, maka perlu juga dilakukan uji sitotoksiknya. Berdasarkan latar belakang tersebut, dalam penelitian ini telah dipelajari kandungan oligomer resveratrol dan aktivitas biologisnya dari kulit batang tiga spesies Hopea, yaitu H dryobalanoides, H gregaria, dan H mengarawan. Selain itu, kajian yang sama juga telah dilakukan terhadap satu spesies Shorea yang tumbuh endemik bersama-sama dengan H gregaria, yaitu Shorea assamica. Sampel tumbuhan H dryobalanoides dan H mengarawan dikumpulkan dari Kebun Percobaan Jasinga, Bogor, sedangkan H gregaria dan S. assamica, yang keduanya endemik Sulawesi Tenggara, diperoleh dari hutan Pohara, Kendari. Isolasi metabolit sekunder meliputi berbagai tahapan pekerjaan yang meliputi ekstraksi, fraksinasi dan pemurnian, yang melibatkan berbagai teknik kromatografi. Struktur molekul senyawa hasil isolasi ditetapkan berdasarkan data spektroskopi, yang meliputi spektrum UV, IR, NMR 1-D, NMR 2-D, dan spektrum massa. Selanjutnya, aktivitas biologis senyawa-senyawa hasil isolasi tersebut diujikan terhadap toksisitas menggunakan benur udang A. salina dan sitotoksisitas terhadap sel tumor murin leukemia P-388. Dari hasil penelitian ini, tiga senyawa alam barn yang merupakan dimer termodifikasi, yaitu diptoindonesin D (1), diptoindonesin F (2), dan diptoindonesin G (3), bersama-sama dengan dua belas senyawa turunan