Lapangan Kotabatak merupakan lapangan tua yang telah berproduksi sejak tahun 1971, dan pada saat ini lapangan Kotabatak telah melampaui puncak produksinya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil produksi (EOR) diperlukan metoda injeksi yang bermanfaat untuk mengalirkan fluida hidrokarbon yang tersisa menuju sumur produksi.
Pada beberapa sumur produksi yang menggunakan metoda injeksi tidak terdapat suatu peningkatan produksi yang berarti, sehingga diperkirakan penggunaan metoda injeksi tidaklah efektif untuk dilakukan. Namun dengan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan di bidang geologi, khususnya analisa terhadap sekatan sesar,maka diperkirakan terdapat ketidakefisienan dalam penggunaan uap yang diakibatkan sesar. Banyaknya struktur patahan yang berkembang didaerah ini, mengakibatkan perlu adanya suatu studi khusus mengenai sifat sesar yang ada, hal ini sangat bermanfaat dalam penentuan posisi sumur injeksi.
Pada daerah penelitian berkembang sesar-sesar normal yang memiliki orientasi timurlaut-baratdaya dan sesar naik serta antiklin yang memiliki orientasi baratlauttenggara. Analisa sekatan sesar yang dilakukan pada dua buah sesar, memperlihatkan bahwa sesar rino_1 memiliki throw yang lebih besar dari sesar rino_2, yaitu memiliki nilai throw sebesar 220ft dan sesar rino_2 memiliki nilai throw sebesar 70ft. Hal ini dapat mengakibatkan batupasir unit A pada sesar rino_1 mengalami juxtaposition dengan batupasir unit C1. Berdasarkan kalibrasi SGR dengan data tekanan reservoar (RFT), sesar rino_1 mulai mengalami sealing pada nilai SGR 40%, akan tetapi masih perlu penambahan data tekanan untuk memperoleh nilai SGR yang tepat dan sesar rino_2 mulai mengalami sealing pada nilai SGR 20%.
Perpustakaan Digital ITB