digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Fungsi pondasi adalah meneruskan atau mentransfer beban dari struktur diatasnya. Beban struktur atas tersebut harus ditransfer ke lapisan tanah yang cukup keras agar pondasi mampu memikul beban tersebut contoh kasusnya pondasi tiang. Jika pondasi tiang digunakan untuk mendukung suatu struktur bangunan tinggi maka tiang juga diharapkan dapat menahan beban akibat gaya aksial dan lateral yang berasal dari struktur atas. Tugas akhir ini menguraikan tentang pondasi dalam, yaitu berupa pondasi tiang pancang. Tiang pancang tersebut digunakan sebagai pondasi pada proyek pembangunan PLTGU Tambak Lorok CCPP BLOCK-II yang berlokasi di kota Semarang, Jawa Tengah. Dalam tugas akhir ini akan dibahas tentang daya dukung statik tiang terhadap beban desain. Daya dukung statik yang didiskusikan adalah daya dukung aksial dan lateral untuk kondisi tiang tunggal. Dalam studi ini akan dicari kapasitas daya dukung aksial pondasi tiang pancang tunggal dengan analisis secara teoritis (menggunakan metoda API, N-SPT dan menggunakan program APILE), analisa dinamik menggunakan program GRL WEAP87 dan berdasarkan data uji pembebanan statik (static loading test). Kemudian menentukan kapasitas daya dukung lateral secara teoritis (Metoda Broms dan menggunakan program komputer LPILE). Dari hasil analisis kemudian dilakukan perbandingan hasil kapasitas daya dukung yang didapat dari metoda-metoda yang digunakan. Studi perbandingan daya dukung dilakukan pada lima lokasi proyek PLTGU Tambak Lorok. Perhitungan daya dukung tiang dengan metoda statik dilakukan dengan tiga cara, yaitu Metoda API, N-SPT dan menggunakan program APILE. Untuk mendapatkan daya dukung dari hasil loading test digunakan metoda Davisson dan De Beer dalam menginterpretasikannya. Sedangkan analisis dinamis menggunakan program GRL WEAP. Perbedaan hasil daya dukung aksial hasil analisis metoda API dan metoda N-SPT, disebabkan karena kedua metode memiliki perbedaan dalam hal perhitungan daya dukung pada lapisan tanah pasir. Perbedaan yang cukup besar terjadi antara hasil perhitungan daya dukung aksial dengan menggunakan software APILE dibandingkan dengan perhitungan API secara teoritis. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan interpretasi nilai faktor a yang digunakan dalam perhitungan daya dukung skin friction pada tanah lempung. Hasil daya dukung ultimate dari program GRL WEAP dibandingkan dengan hasil daya dukung dari metoda statik dan static loading test menghasilkan suatu perbedaan yang cukup besar. Hal ini dipengaruhi dari nilai final set pemancangan tiang di lapangan. Secara keseluruhan dari perbandingan dari semua metoda yang digunakan, didapat hasil daya dukung yang berbeda, tetapi masih dalam toleransi yang wajar.