digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Ketentuan mengenai aktivitas/fungsi dan intensitas bangunan koridor Jalan Raya Cimahi telah ditetapkan pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Cimahi 2002-2012 dan Petunjuk Teknis RTRW Kota Cimahi. Salah satu batasan ketentuan intensitas bangunan yang ditetapkan adalah Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimum, tetapi ketentuan tersebut tidak dibuat berdasarkan kemampuan kapasitas Jalan Raya Cimahi. Ketentuan KLB maksimum yang terlalu tinggi dapat menyebabkan turunnya tingkat pelayanan jalan, sehingga memicu masalah kemacetan di jalan tersebut. Studi ini bertujuan untuk menentukan intensitas bangunan koridor Jalan Raya Cimahi berdasarkan kapasitas jalannya, sebagai bentuk pengendalian pemanfaatan ruang (zoning) dan Transport Demand Management (TDM). Berdasarkan hasil perhitungan diketahui bahwa ketentuan KLB maksimum yang ditetapkan dalam RTRW Kota Cimahi saat ini terlalu tinggi dan tidak dapat ditampung oleh kapasitas jalan yang tersedia. Dari simulasi yang dilakukan terlihat bahwa volume lalu lintas maksimum yang dihasilkan telah melebihi kapasitas jalan pada beberapa segmen. Hal tersebut terlihat dari nilai VCR yang tinggi, yaitu 1,02. Oleh karena itu, kapasitas segmen tersebut dijadikan konstrain dalam menentukan KLB maksimum di seluruh segmen Jalan Raya Cimahi. KLB maksimum yang ditentukan dalam studi ini dibuat dalam beberapa skenario berdasarkan VCR yang diinginkan dan aktivitas/fungsi yang dikembangkan. Berdasarkan pertimbangan kondisi eksisting, didapat skenario yang paling memungkinkan untuk diterapkan, yaitu guna lahan proporsional dengan aktivitas/fungsi eksisting dan VCR = 0,7. KLB maksimum tersebut berbeda-beda untuk setiap segmennya, tergantung dari luas kapling eksistingnya. Segmen dengan luas kapling kecil akan diperbolehkan memiliki KLB maksimum yang tinggi. Akan tetapi, ketentuan tersebut tetap dibatasi oleh konstrain, yaitu trip ceiling di segmen 6 sebesar 2195,49 smp/jam. Berdasarkan hasil perhitungan dari skenario di atas, maka ketentuan KLB maksimum yang dapat diterapkan adalah 3.1 untuk hunian, 8.1 untuk komersial dan 4.7 untuk perkantoran.