Cover_Ghea Nadra Albizzia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 1_Ghea Nadra Albizzia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 2_Ghea Nadra Albizzia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 3_Ghea Nadra Albizzia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 4_Ghea Nadra Albizzia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 5_Ghea Nadra Albizzia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 6_Ghea Nadra Albizzia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Pustaka_Ghea Nadra Albizzia
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Inflamasi merupakan suatu mekanisme pertahanan tubuh dari rangsangan yang merugikan seperti
patogen, kerusakan sel atau jaringan, atau senyawa beracun. Proses inflamasi melibatkan
pelepasan berbagai mediator inflamasi yang menimbulkan respon nyeri. Rimpang jahe dan batang
serai berpotensi sebagai agen antiinflamasi dan analgesik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak jahe dan serai terhadap aktivitas antiinflamasi
dan analgesik dibandingkan dengan ekstrak tunggalnya. Pengujian aktivitas antiinflamasi dilakukan
dengan metode carrageenan-induced paw edema pada tikus Wistar jantan. Tikus disuntik dengan
50 ?L ?-Carrageenan 1% secara intraplantar untuk menginduksi udem, selanjutnya dihitung persen
udem dan persen inhibisi udem. Pengujian aktivitas analgesik dilakukan dengan metode formalin
test pada mencit Swiss Webster jantan. Mencit disuntik dengan 50 ?L formalin 1% secara
intraplantar untuk menginduksi nyeri. Total waktu mencit menjilat kaki (licking time) dihitung pada
menit ke-0 sampai ke-5 (fase I) dan pada menit ke-20 sampai ke-30 (fase II) setelah penginduksian,
serta dihitung persen inhibisinya. Berdasarkan parameter persen udem pada uji antiinflamasi,
kelompok jahe tunggal, serai tunggal, dan kombinasi 1:1 berbeda bermakna (p<0,05) terhadap
kontrol positif. Kelompok kombinasi ekstrak memberikan nilai persen inhibisi udem yang tidak
berbeda bermakna (p>0,05) terhadap kelompok ekstrak tunggal di semua waktu pengamatan.
Licking time kelompok ekstrak tunggal dan kombinasi berbeda bermakna (p<0,05) dengan kontrol
positif pada fase I. Pada fase II, licking time kombinasi 1:1 berbeda bermakna (p<0,05) terhadap
kontrol positif, dengan nilai 120,78 ± 2,40. Kombinasi 1:1 memberikan nilai persen inhibisi sebesar
68,57 ± 3,14 dan berbeda bermakna (p<0,05) dengan ekstrak tunggal pada fase I uji analgesik. Pada
fase II, kelompok kombinasi tidak berbeda bermakna (p<0,05) dengan ekstrak tunggal. Berdasarkan
hasil percobaan, kombinasi jahe dan serai menunjukkan aktivitas antiinflamasi yang sebanding
dengan ekstrak tunggal. Pada aktivitas analgesik, kombinasi 1:1 menunjukkan peningkatan efek
yang signifikan dibandingkan ekstrak tunggal.
Perpustakaan Digital ITB