digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Shaffa Nabila Farahnita
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Shaffa Nabila Farahnita
PUBLIC Latifa Noor

COVER Shaffa Nabila Farahnita
EMBARGO  2025-03-02 

BAB1 Shaffa Nabila Farahnita
EMBARGO  2025-03-02 

BAB2 Shaffa Nabila Farahnita
EMBARGO  2025-03-02 

BAB3 Shaffa Nabila Farahnita
EMBARGO  2025-03-02 

BAB4 Shaffa Nabila Farahnita
EMBARGO  2025-03-02 

BAB5 Shaffa Nabila Farahnita
EMBARGO  2025-03-02 

Leukemia (kanker darah) merupakan jenis kanker yang menjadi penyebab kematian tertinggi dan memiliki riwayat kasus yang buruk di dunia. Salah satu pengobatan leukemia dilakukan dengan menargetkan jalur apoptosis, tepatnya dengan menargetkan protein reseptor yang terlibat pada jalur tersebut, di antaranya yaitu protein Bcl-2 dan Bcl-xL. Sampai saat ini, inhibitor komersial yang umum digunakan untuk menginhibisi kedua protein tersebut yaitu venetoc/ax dan. navitoclax . Namun, kedua inhibitor ini masih menyebabkan efek samping, salah satunya resistensi obat. Oleh karena itu, d iperlukan pencarian senyawa alternatif berbasis senyawa bahan alam, seperti tumbuhan. Sa!ah satu tumbuhan di Indonesia yang telah dilaporkan metaboJit sekundernya memiliki aktivitas antikanker, yaitu tumbuhan genus Cryptocarya. Hal ini dibuktikan oleh aktivitas antikanker terhadap sel murin leukemia P-388 secara in-vitro yang signifikan dari senyawa kriptokaryon (C. konishh) dan goniotalamin (C. massoia). Oleh karena itu, dapat dilakukan kajian lebih Janjut yaitu pencarian metaboliit sekunder, khususnya mengisolasi metabolit sekunder dari Cryptocarya Indonesia, dan dapat dilakukan pula kajian potensi inhibisi antikanker secara khusus dengan metode in silico, misalnya molecular docking. Pada penelitian ini telah dilakukan isolasi senyawa dari tumbuhan Cryptocarya Indonesia, khususnya C. massoia. Selain itu, telah dilakukan pula kajian potensi inhibisi dari senyawa hasil isolasi Cryptocarya massoia beserta senyawa turunan flavonoid dari Cryptocmya konishii terhadap Bcl-2 dan Bcl-xL, dengan metode molecular docking. Isolasi metabolit sekunder dari Cryptocarya massoia dilakukan melal ui beberapa tahap, yai:tu maserasi serbuk kulit batang dengan pelarut aseton, fraksinasi ekstrak aseton dan pemurnian fraksi yang diperoleh menggunakan berbagai teknik kromatografi, seperti Kromatografi Cair Vakum (KCV) dan Kromatografi Kolom Gravitasi (KKG). Karakterisasi struktur senyawa isolasi dari C1yptocarya massoia dilak:ukan berdasarkan data spektroskopi NMR. Penentuan struktur senyawa hasil isolasi berdasarkan data ID NMR ((1H-NMR dan 13C-NMR) dan 2-D NMR (HSQC dan HMBC) menunjukkan bahwa dua senyawa yang sudah dikenal telah diperoleh dari kulit batang C. massoia, yang diidentifikasi sebagai stigmast-4-en-3-on yaitu turunan steroid yang baru pertama kal i dilaporkan pada C. massoia, namun sebelumnya telah diisolasi dari C. idenburgernsis, serta C-10 massoialakton sebagai senyawa utama dari C. massoia. Selanjutnya, hasil molecular docking menunjukkan bahwa kurzicalkolakton dari C. konishii memiliki potensi inhibisi terbaik terhadap Bcl-2 dan Bcl-xL dengan docking score masing-masing sebesar -9,7 kkal/mol dan -11 kkal/mol. Interaksi hidrofobik residu-residu hot spot Bcl-2 dan Bcl-xL diketahui memegang peranan penting dalam proses mekanisme inhibisi kurzicalkolakton . Oleh karena itu, kurzicalkolakton berpotensi untuk dikembangkan lebih lanjut sebagai agen antikanker.