Singkong merupakan tanaman umbi-umbian yang banyak dimanfaatkan sebagai
sumber alternatif karbohidrat. Singkong terkenal efisien dalam memanen energi
surya untuk pertumbuhan dan menghasilkan umbi dengan kandungan pati yang
tinggi dan produktivitas antara 40 hingga 60 ton/ha/tahun. Kandungan pati pada
umbi singkong yang tinggi berpotensi digunakan sebagai bahan baku produksi
senyawa bioetanol. Bioetanol merupakan senyawa hasil fermentasi glukosa oleh
mikroba sebagai produk samping dari respirasi anaerobik. Proses biokonversi dari
pati menjadi glukosa dilakukan dengan menggunakan mikroorganisme jamur yang
mampu memproduksi enzim glukoamilase. Agar bisa memproduksi etanol, maka
dibutuhkan mikroorganisme yang memiliki jalur metabolisme anaerobik.
Fermentasi dilakukan dengan metode substrat padat dimana proses sakarifikasi pati
menjadi glukosa dan proses konversi glukosa menjadi etanol berlangsung secara
simultan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan pengaruh dari variasi
waktu inokulasi ragi terhadap konsentrasi dari glukosa dan etanol, serta
menentukan profil produktivitas glukosa dan etanol yang dihasilkan.
Mikroorganisme yang dipakai adalah jamur Aspergillus awamori untuk proses
sakarifikasi pati dan ragi Saccharomyces cerevisiae untuk konversi glukosa
menjadi etanol. Konsentrasi glukosa yang diperoleh masih relatif kecil, yaitu sekitar
0,024 g/L hingga 0,083 g/L pada variasi waktu inokulasi pada jam ke-24 setelah
penambahn ekstrak spora jamur. Untuk variasi waktu inokulasi ragi pada jam ke-0
dan jam ke-48, konsentrasi glukosa tidak dapat terbaca karena konsentrasinya yang
sangat kecil. Konsentrasi etanol tertinggi sebesar 44,1 g/L diperoleh dari
penambahan ragi pada jam ke-48. Produktivitas tertinggi sebesar 0,92 g/L/jam
diperoleh pada kontrol di hari pertama fermentasi.