digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Muchamad Alvin Maulana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Muchamad Alvin Maulana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Muchamad Alvin Maulana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Muchamad Alvin Maulana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Muchamad Alvin Maulana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Muchamad Alvin Maulana
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Teknologi dan Transformasi Digital telah berkembang sangat cepat, dunia saat ini menjadi terlihat tanpa batas dengan keberadaan internet. Tidak dapat dipungkiri bahwa hal tersebut sangat berdampak pada seluruh industri di dunia, dan industri perbankan adalah salah satunya. Sebelumnya, peran bank adalah untuk mengumpulkan dana dalam bentuk deposit dan mendistribusikannya kembali kepada masyarakat dalam bantuk pinjaman atau bentuk lainnya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dari masyarakat di sebuah negara. Namun, internet dan teknologi mendorong industri perbankan untuk berperan lebih dalam kehidupan masyarakat. Pada bisnis perbankan yang sifatnya tradisional, biasanya para nasabah harus dating ke bank untuk menyimpan dana mereka dalam rekening tabungan atau untuk mengambil uang dengan bantuan petugas teller. Saat ini, nasabah lebih memilih untuk dapat melakukan kegiatan tersebut kapanpun dan dimanapun mereka berada, tentunya dengan bantuan dari internet. Hal ini juga terjadi dalam pemrosesan kredit. Semakin cepat pelayanan dan proses yang diberikan oleh bank pada nasabah, semakin loyal nasabah tersebut kepada bank, dan semakin besar juga potensi profit yang akan didapatkan oleh bank tersebut. BDI sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor perbankan, telah mencoba melakukan transformasi proses bisnis dari yang sebelumnya bersifat tradisional menjadi ke arah bank digital yang dapat mengakomodir seluruh kebutuhan nasabah dengan mudah. Kompetisi dalam industri perbankan tidaklah mudah, beberapa bank bahkan telah mentransformasikan bisnisnya dengan mengadaptasi teknologi. Tantangan lain adalah saat Covid-19 menyerang dunia pada 2020, sektor perbankan terdampak oleh pandemic ini. Bagi mereka yang belum bersiap, tentunya sangat bersusah payah untuk dapat tetap stabil, namun untuk mereka yang sudah bersiap sebelumnya dan telah merubah proses kerjanya menjadi bank digital, sedikit-demi sedikit mulai membaik kondisinya, bahkan lebih cepat dari yang lain. Ini juga merupakan sebuah kesempatan bagi bank untuk mengubah proses bisnisnya menjadi lebih efektif dan efisien, khususnya pada pemrosesan kredit dan aktivitas cross-selling. BDI mengetahui bahwa terlalu bergantung kepada produk kredit tentunya bukan langkah bisnis yang dapat terbarukan, saat bisnis di sebuah negara terpuruk seperti saat awal terjadinya Covid-19, maka perusahaan akan kesulitan untuk menghindari dampak negative yang akan terjadi, kualitas kredit merosot, dan tentunya profit yang didapatkan juga lebih kecil dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Tujuan dari riset ini adalah untuk mengidentifikasi efektifitas dari bisnis perbankan dalam pemrosesan kredit dan proses cross-selling di BDI. Riset ini juga akan mengukur bagian dari proses dan system bisnis manakah yang dapat ditingkatkan atau bahkan ditransformasi ke arah bisnis proses yang baru. Bisnis proses ini terbilang cukup kompleks dan saling berkaitan antara satu dan lainnya, untuk riset yang sifatnya kualitatif ini, penulis menggunakan systemic design thinking sebagai metode penelitian dengan 6 proses utama yaitu inquiring, framing, formulating, generating, facilitating, dan reflecting. Hasil daripada studi ini ditemukan bahwa proses kredit pada bisnis perbankan dan aktivitas cross- selling di BDI saat ini belum sepenuhnya efektif dan tidak optimal untuk dapat mendukung dan bersaing di pasar. Kurangnya integrasi di dalam alat pemrosesan kredit yang digunakan para pegawai, terlalu banyaknya alat kredit yang digunakan dalam proses binsis, sedikitnya proses cross-selling, dan kurangnya motivasi dari pegawai adalah beberapa alasan yang membuat bisnis perbankan di BDI belum sepenuhnya efektif dan optimal untuk membuat perusahaan mencapai profit yang lebih besar. Penulis juga membuat beberapa rekomendasi untuk dapat meningkatkan efektifitas dari pemrosesan kredit dan cross-selling dengan tujuan untuk meningkatkan profit perusahaan. Pertama adalah untuk membuat sebuah alat kredit yang terintegrasi dan dapat mengakomodir proses kredit dari awal hingga akhir dengan data dan system yang terintegrasi. Selanjutnya dengan membuat peraturan-peraturan dan kebijakan baru untuk mendukung transformasi perusahaan dalam hal perubahan bisnis proses dan juga untuk memotivasi para pegawai agar dapat bekerja lebih optimal. Juga dengan menerapkan proses cross-selling sebagai salah satu dari aksi utama perusahaan, melihat kesempatan bisnis dengan perspektif yang lebih luas. Kredit bukanlah satu- satunya sumber profit, tetapi masih banyak produk lain yang dapat ditawarkan kepada nasabah, dengan tujuan akhirnya adalah untuk membentuk satu ekosistem bisnis yang baik untuk nasabah dengan menggunakan produk-produk BDI.