digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Wasti Lumbantobing
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Wasti Lumbantobing
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Wasti Lumbantobing
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Wasti Lumbantobing
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Wasti Lumbantobing
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Wasti Lumbantobing
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Dalam konstruksi portal Terowongan Jogja-Bawen perlu terlebih dahulu dilakukan penggalian terbuka sedalam 14 m yang menembus material lunak. Akibat penggalian tersebut terdapat kemungkinan terganggunya kestabilan lereng yang dapat menyebabkan efek serius seperti longsoran. Sehingga dilakukan analisis kestabilan untuk mengetahui tingkat keamanan dan kesesuaian desain rencana perkuatan lereng zona portal. Analisis kestabilan lereng dilakukan menggunakan software RS2 untuk mencari nilai Faktor Keamanan (FK) statik dan pseudostatik lereng zona portal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lereng zona portal yang diberikan perkuatan soil nailing saja memiliki FK statik = 1,12 dan FK pseudostatik = 0,67. Apabila lereng zona portal diberikan perkuatan soil nailing + bronjong angkur, lereng tersebut memiliki FK statik = 1,48 dan FK pseudostatik = 1,20. Namun, apabila lereng zona portal diberikan perkuatan soil nailing + bronjong angkur + secant pile, lereng tersebut memiliki FK statik = 1,93 dan FK pseudostatik = 1,56. Nilai FK dengan perkuatan soil nailing + bronjong angkur + secant pile telah memenuhi standar FK minimum berdasarkan SNI 8460-2017 tentang Persyaratan Perancangan Geoteknik, yaitu minimum FK statik = 1,50 dan FK pseudostatik = 1,10. Oleh karena itu, perkuatan lereng zona portal Terowongan Jogja-Bawen direkomendasikan menggunakan kombinasi dari soil nailing, bronjong angkur, dan secant pile.