Refinery Unit VI Balongan (RU VI Balongan) merupakan yang keenam dari tujuh
kilang milik PT Kilang Pertamina International (PT KPI), Sub holding Refinery
&Petrochemical, PT Pertamina (Persero). Pasca endstate beberapa waktu yang lalu,
PT KPI dituntut untuk lebih agresif dalam meningkatkan laba perusahaan. Salah
satu upaya RU VI Balongan sebagai bagian dari PT KPI adalah meningkatkan
flexibility pengolahan Minyak Mentah karena merupakan komponen terbesar
dalam Cost Structure yang pada tahun 2021 mencapai 76% of Total Cost.
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor-faktor yang menyebabkan
tingginya biaya minyak mentah di RU VI dan memberikan alternative solusi
berdasarkan akar penyebabnya. Melalui metode Five Why Analysis, didapatkan
bahwa tingginya biaya minyak mentah RU VI Balongan lebih disebabkan oleh
ketergantungan pada jenis minyak mentah tertentu, yaitu grade Super Heavy (SH)
yang ketersediaannya di pasar global sangat terbatas sehingga harganya tinggi
dibandingkan dengan minyak mentah lainnya.
Dalam rangka menekan biaya minyak mentah perlu dilakukan Optimalisasi
Pereferensi Pengolahan Mnyak Mentah, dalam penelitian ini Penulis membatasinya
pada kasus RU VI Balongan. Berdasarkan FGD yang dilakukan dengan beberapa
SME di RU VI Balongan, didapatkan beberapa kriteria yang menjadi acuan
Preferensi Minyak Mentah, yaitu Ketersediaan Crude, Kesesuaian Yield dengan
design equipment, Keekonomian dan juga penanganan & penyimpanannya.
Adapun alternatif yang harus dipilih adalah (1) Mengolah Crude Domestik, (2)
Mengolah Crude Domestik dikombinasi dengan satu jenis Crude Impor dan (3)
Mengolah Crude Domestik dikombinasi dengan dua atau lebih jenis Crude Impor.
Pemilihan alternative yang terbaik dilakukan dengan metode AHP, dengan
kesimpulan Pengolahan Crude Domestik menjadi pilihan terbaik untuk RU VI
dengan biaya minyak mentah yang paling rendah diantara alternatif lain.
Perpustakaan Digital ITB