Era revolusi industri dan pandemi Covid19 menyadarkan masyarakat untuk melek akan ICT dan internet. Indonesia memiliki 56% penetrasi pengguna internet, sebagian besar memiliki beberapa aktivitas. Namun, hanya 2,8% pengguna internet yang mengakses pembelajaran daring sementara industri IT di Indonesia memiliki permintaan yang besar terhadap pengembang IT.
Dicoding, salah satu penyedia layanan pembelajaran daring di Indonesia, menunjukan belum terpenuhinya kesiapan penggunaan untuk melakukan pembelajaran daring dilihat dari sedikitnya angka kelulusan kelas. Karena itu, penting untuk mencari faktor yang dapat meningkatkan kesiapan teknologi untuk melakukan pembelajaran daring, yang merupakan kesenjangan antara sistem pembelajaran dengan kesiapan teknologi pengguna dan niat mereka menggunakan Dicoding, kemudian mempersempit kesenjangan itu.
Maka, tujuan penelitian ini adalah pertama, menganalisis faktor yang signifikan mempengaruhi niat konsumen untuk menggunakan Dicoding Academy berdasarkan TRAM yang dimodifikasi; kedua, menilai kekuatan hubungan antara faktor tersebut dengan niat konsumen untuk menggunakan kursus pemrograman daring; dan ketiga, mengusulkan strategi yang sesuai sebagai alternatif solusi bisnis untuk Dicoding. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kuesioner survei kepada 405 pengguna Dicoding menggunakan purposive sampling, dengan Pilot Test sebagai langkah awal. Hasilnya, penulis mengusulkan pemetaan strategi dan mengembangkan rencana implementasi untuk meningkatkan pertumbuhan Dicoding. Sebagai kontribusi teoritis, penelitian ini mampu memodifikasi model kesiapan dan penerimaan teknologi dengan menambahkan kepuasan sebagai variabel signifikan yang memediasi hubungan antara konstruk kesiapan teknologi dengan niat menggunakan pembelajaran daring. Selain itu, ditemukan bahwa variabel ketidaknyamanan bukanlah faktor yang signifikan. Sebagai kontribusi terhadap bisnis, strategi pemasaran yang sesuai berdasarkan hasil penelitian dapat diterapkan pada industri pembelajaran pemrograman daring yang saat ini mengalami perubahan akibat pandemi Covid-19
Perpustakaan Digital ITB