COVER Ni Putu Sani Oktaviani
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB1 Ni Putu Sani Oktaviani
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB2 Ni Putu Sani Oktaviani
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB3 Ni Putu Sani Oktaviani
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB4 Ni Putu Sani Oktaviani
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
BAB5 Ni Putu Sani Oktaviani
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Terbatas  Latifa Noor
» Embargo
Tekanan darah tinggi adalah penyakit serius yang dapat mempengaruhi kerja otak, jantung, dan ginjal. Terdapat 1,28 miliar penduduk usia 30-79 tahun menderita tekanan darah tinggi. Oleh karena itu, salah satu target global penyakit tidak menular adalah menurunkan prevalensi hipertensi sebesar 33% pada tahun 2010 dan 2030. Pada beberapa dekade terakhir, telah dilakukan beberapa penelitian untuk menemukan senyawa obat baru yang memiliki aktivitas sebagai beta-bloker, ACE inhibitor, dan calcium channel blocker untuk mengatasi hipertensi. Bisoprolol adalah senyawa obat beta-bloker yang umum digunakan dalam pengobatan hipertensi. Dapat dilakukan pengembangan pada senyawa obat bisoprolol dengan menyintesis senyawa turunan bisoprolol dengan memodifikasi gugus fungsi yang terdapat pada bisoprolol yang diharapkan memiliki aktivitas yang baik dalam mengobati hipertensi dibandingkan bisoprolol. Penelitian ini bertujuan untuk menyintesis senyawa turunan bisoprolol melalui modifikasi gugus fungsi amina sekunder pada bisoprolol dan menentukan potensi dari senyawa hasil sintesis dengan mempertimbangkan kiralitasnya sebagai obat antihipertensi secara in silico melalui pendekatan simulasi molecular docking dengan melibatkan beberapa protein reseptor yang terlibat dalam merangsang peningkatan tekanan darah. Dari hasil sintesis diperoleh senyawa N-asetil bisoprolol dan N-formil bisoprolol dari senyawa bisoprolol yang dimodifikasi pada gugus amina sekundernya dengan mensubstitusi gugus formil dan gugus asetil dengan kemurnian masing – masing 97,88% dan 96,32% dari hasil karakterisasi HPLC. Hasil simulasi docking menunjukkan bahwa kedua senyawa turunan bisoprolol memiliki potensi pengikatan yang lebih baik dibandingkan bisoprolol, kiralitas senyawa turunan juga mempengaruhi kekuatan pengikatan dari senyawa turunan dalam mengikat reseptor, senyawa campuran rasemat memiliki kemampuan pengikatan yang lebih kuat terhadap reseptor dibandingkan senyawa dengan enansiomer tunggal, dengan nilai optimum energi pengikatan sebesar 10,62 kkal/mol untuk senyawa (RS)-N-asetil bisoprolol dan 9,58 kkal/mol untuk senyawa (RS)-N-formil bisoprolol terhadap protein calcium channel reseptor jika dibandingkan dengan senyawa (RS)-bisoprolol dengan energi pengikatan sebesar 8,95 kkal/mol.
Perpustakaan Digital ITB