Pada tahun 2019, Telkomsel mendirikan unit investasi bernama Telkomsel Mitra
Inovasi (TMI) yang berfokus pada investasi di perusahaan rintisan tahap awal
dengan memanfaatkan ekosistem, aset, dan keahlian Telkomsel. Namun,
berinvestasi di perusahaan tahap awal secara inheren berisiko karena perusahaan
rintisan di level ini belum berkembang.
Untuk mengurangi risiko berinvestasi di perusahaan tahap awal, tujuan dari tesis
ini adalah untuk mengembangkan kriteria penyaringan dan metode valuasi bagi
TMI untuk mencapai tujuan investasi. Penelitian kualitatif akan digunakan untuk
menganalisis kriteria penyaringan yang saat ini diterapkan oleh TMI. Selain itu,
penelitian eksploratif akan digunakan untuk mengeksplorasi metode valuasi
pemodal ventura untuk mengevaluasi investasi awal. Pengumpulan data penelitian
ini akan diperoleh baik data primer maupun data sekunder. Data primer akan
dikumpulkan dengan melakukan wawancara dengan pemangku kepentingan di
TMI. Data sekunder akan dikumpulkan melalui beberapa penelitian sebelumnya
mengenai kriteria penyaringan pemodal ventura dan metode valuasi.
Studi ini menemukan kesenjangan antara kriteria penyaringan dari tinjauan literatur
dengan kriteria penyaringan yang digunakan oleh TMI. Oleh karena itu, penelitian
ini menyarankan TMI untuk menambahkan kriteria penyaringan yang ditemukan
dari tinjauan literatur, yaitu pengalaman/rekam jejak tim manajemen, lokasi
geografis, waktu/tahapan investasi, kerjasama dengan pemodal ventura lain, dan
karakteristik keuangan. Untuk metode valuasi perusahaan rintisan tahap awal,
penelitian ini menemukan bahwa metode yang digunakan oleh TMI, yaitu metode
DCF dan pembanding pasar, adalah metode tradisional dan tidak sesuai untuk
menilai perusahaan rintisan tahap awal. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan
TMI untuk menggunakan metode valuasi alternatif seperti metode Scorecard,
metode Berkus, metode DCF yang dimodifikasi, dan metode First Chicago.
Perpustakaan Digital ITB