digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Eko Bagus Prasetyo
PUBLIC Sandy Nugraha

Kampung Jelekong adalah sebuah kampung seni dan budaya di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung yang telah dikenal dengan kegiatan pembuatan kerajinan wayang golek dan lukisan. Selain keberadaan seniman dan kegiatan penciptaan karya seni, asosiasi Kampung Jelekong juga dibentuk oleh kehadiran beragam aktor sosioteknis dan jalinan translasi aksi di antara aktor-aktor tersebut. Namun, pada kenyataannya tak jarang translasi aksi ini menemui banyak kendala sehingga mengakibatkan ketidakstabilan jaringan asosiasi Kampung Jelekong. Kendala-kendala translasi aksi tersebut terutama disebabkan oleh belum terdistribusikannya kompetensi suatu aktor kepada aktor-aktor lain dan belum tersedianya sebuah artikulator yang mampu memediasikan beragam aksi yang dilakukan oleh para aktor. Maka dari itu, tujuan proyek penelitian dan perancangan ini adalah untuk merancang ruang-ruang seni dan budaya sebagai medium sosioteknis yang mampu melancarkan translasi aksi antaraktor sehingga dapat meningkatkan kestabilan jaringan asosiasi yang sudah ada, menguatkan lokalitaslokalitas relasi di dalam asosiasi, dan menginisiasi terjadinya relasi-relasi sosioteknis baru di Kampung Jelekong. Penelitian dan perancangan kualitatif ini dilaksanakan dengan menggunakan perspektif ANT (Actor-Network Theory). ANT khususnya membantu membuat deskripsi tentang jaringan asosiasi eksisting dan analisis terhadap kendala-kendala translasi aksi yang melibatkan berbagai jenis aktor. Berdasarkan hasil analisis kontekstual diusulkan tiga-plus-satu jenis intervensi perancangan ruang-ruang seni dan budaya, yaitu (1) revitalisasi pusat kesenian dan pagelaran wayang golek, (2) perancangan pusat seni lukis, (3) rekonstruksi rumah-rumah galeri, dan (4) integrasi antara kedua pusat kesenian dan rumah-rumah galeri melalui jalan-jalan lingkungan. Pada akhirnya, ruang-ruang seni dan budaya di Kampung Jelekong dirancang dengan mengusung konsep “Balaisung, Mengartikulasikan Jejaring Sosiospasial” untuk mewujudkan ruang-ruang seni dan budaya yang memiliki karakter performatif, proliferatif, representatif, dan interkonektif.