Kelainan pembentukan trombus atau yang dikenal dengan trombosis merupakan
gangguan yang mendasari terjadinya infark miokard dan stroke iskemik, yang menjadi
penyebab tingginya kematian secara global. Secara tradisional, masyarakat
menggunakan daun binahong sebagai pengencer darah. Oleh karena itu peneliti
bertujuan memperoleh data ilmiah khasiat binahong sebagai antitrombotik. Senyawa
aktif dari daun binahong diekstraksi dengan cara maserasi dalam pelarut etanol. Uji
khasiat dilakukan pada mencit jantan galur Swiss Webster dengan parameter waktu
pendarahan, waktu koagulasi, jumlah platelet, dan penurunan serapan plasma. Tiga
dosis (50, 100, 200 mg/kgBB) ekstrak daun binahong yang diuji. Hasil menunjukkan
dosis 50 mg/kgBB memiliki aktivitas antitrombotik yang diindikasikan dengan
kenaikan waktu perdarahan dan waktu koagulasi 337,2 ± 30,34 (p=0,03); 181 ± 37,92
(p=0,02) setelah pemberian ekstrak selama 14 hari. Selanjutnya diformulasi sediaan
nanoemulsi ekstrak daun binahong dosis 50 mg/kgBB dengan sistem SNEDDS (Self
Nano Emulsifying Drug Delivery System) dan menghasilkan sediaan dengan ukuran
droplet 113,33 nm. Optimasi sediaan nanoemulsi menggunakan virgin coconut oil
sebagai fase minyak, tween 80 sebagai surfaktan, dan PEG 400 sebagai kosurfaktan
dan menghasilkan formula yang stabil. Hasil uji antitrombotik sediaan nanoemulsi
yang dihasilkan menunjukkan aktivitas antitrombotik yang signifikan pada waktu
perdarahan vs kontrol 231,5±42,47 vs 157,17±35,02 (p=0,017), waktu koagulasi vs
kontrol 188±24,31 vs 171,5±22,45 (p=0,046), jumlah platelet vs kontrol 348,5±104,46
vs 463±92,51 (p=0,01), dan penurunan serapan plasma vs kontrol 0,02±0,01 vs
0,08±0,04 (p=0,012) terhadap kelompok normal. Hasil uji efek antioksidan dengan
metode DPPH menunjukkan ekstrak daun binahong memiliki nilai IC50 66,08?g/mL
yang tergolong antioksidan kuat. Namun ekstrak etanol daun binahong maupun sediaan
nanoemulsinya belum menunjukkan aktivitas penghambatan peroksidasi lipid.
.