digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Dede Nurheliza
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Dede Nurheliza
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Dede Nurheliza
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Dede Nurheliza
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Dede Nurheliza
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Dede Nurheliza
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Dede Nurheliza
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Dede Nurheliza
PUBLIC Alice Diniarti

Benua Maritim Indonesia (BMI) menjadi pusat aktivitas sirkulasi atmosfer yang dipengaruhi oleh berbagai proses dan hasilnya dapat diamati pada curah hujan. Hujan dapat dikarakterisasikan oleh raindrop size distribution (DSD) yang dipengaruhi oleh kandungan aerosol sesuai dengan karakteristik wilayahnya. Penggunaan data global precipitation measurement (GPM) membuat investigasi terhadap DSD pada cakupan area yang lebih luas. Penelitian DSD ini dapat mengonfirmasi penggunaan data GPM di wilayah BMI serta melihat korelasi dengan faktor aerosolnya. Penelitian ini menggunakan data GPM, modis dan reanalysis era-5. Wilayah BMI dibagi ke dalam dua wilayah, yang masing-masing wilayah dibedakan menjadi daratan dan lautan. Wilayah I meliputi pulau Sumatera dan sekitarnya karena jalur lautannya yang padat. Selain wilayah tersebut, diklasifikasikan ke dalam wilayah II. Periode dalam penelitian dikompositkan per tiga bulan yaitu Desember-Januari-Februari (DJF), Maret-April-Mei (MAM), Juni-Juli-Agustus (JJA) dan September-Oktober-November (SON) dari 2014-2020. Perbandingan dan korelasi dari berbagai parameter dianalisis untuk melihat proses-proses yang berpengaruh pada pembentukan hujan. Parameter yang diambil yaitu Aerosol Optical Depth (AOD), Cloud Effective Radius (CER), curah hujan, DSD melalui parameter mass-weighted diameter (Dm), Convective Available Potential Energy (CAPE), dan kecepatan vertikal (?). Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi Dm di BMI lebih besar di daratan daripada di lautan. Di BMI, kenaikan nilai Dm terhadap curah hujannya tidak linier meningkat namun terjadi penurunan di beberapa wilayah daratan maupun lautan. Data GPM-DPR dapat merepresentasikan persebaran Dm di BMI. Nilai AOD di daratan wilayah I lebih besar daripada wilayah II. Akan tetapi, pengaruh aerosol tidak signifikan terhadap nilai Dm di wilayah barat BMI yang faktor orografinya kuat sehingga nilai Dm nya lebih kecil daripada wilayah tengah-timur BMI.