digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Moh. Ali
PUBLIC Latifa Noor

PUSTAKA Moh. Ali
PUBLIC Latifa Noor

COVER Moh. Ali
EMBARGO  2025-03-07 

BAB1 Moh. Ali
EMBARGO  2025-03-07 

BAB2 Moh. Ali
EMBARGO  2025-03-07 

BAB3 Moh. Ali
EMBARGO  2025-03-07 

BAB4 Moh. Ali
EMBARGO  2025-03-07 

BAB5 Moh. Ali
EMBARGO  2025-03-07 

Cryptocarya merupakan salah satu genus terbesar yang termasuk famili Lauraceae, tumbuhan ini berada pada tingkat evolusi yang paling maju di antara genus dalam famili Lauraceae. Berdasarkan kajian fitokimia, genus ini mengandung metabolit sekunder mayor, yaitu alkaloid, flavonoid dan ?-piron serta metabolit sekunder minor seperti stilben, lignan, steroid dan terpenoid. Berdasarkan bioaktivitasnya beberapa senyawa tersebut dilaporkan aktif sebagai antikanker, antitumor, sitotoksik, antibakteri dan antiviral. Kebutuhan terhadap berbagai jenis obat semakin meningkat, akan tetapi bahan baku obat yang berasal dari tumbuhan menjadi terbatas. Oleh sebab itu, salah satu alternatif yang dapat dijadikan sebagai sumber senyawa bioaktif selain tumbuhan adalah jamur endofitik. Jamur endofitik yang hidup di dalam jaringan tanaman inangnya mampu memproduksi dan merekayasa berbagai macam metabolit sekunder untuk meningkatkan laju pertumbuhan inang dalam persaingan dan pertahanan diri di lingkungannya. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian fitokimia terhadap fraksi polar jamur endofitik dari jaringan tumbuhan C. pulchrinervia, yang meliputi isolasi dan karakterisasi jamur endofitik dari ranting tumbuhan C. Pulchrinervia, kemudian isolasi dan karakterisasi metabolit sekunder dari fraksi polar jamur endofitik tersebut serta melakukan uji bioaktivitas dari senyawa hasil isolasi terhadap mikroba. Isolasi jamur endofitik dari ranting tumbuhan C. pulchrinervia melalui tahap sterilisasi permukaan, inokulasi dan subkultur menggunakan media PDA (Potato Dextrose Agar) hingga diperoleh isolat jamur tunggal. Hasil kajian identifikasi secara molekular berdasarkan analisis genetika Internal Transcribed Spacer (ITS) DNA jamur menunjukkan bahwa isolat jamur tunggal tersebut merupakan Fusarium solani. Jamur endofitik F. solani dikultivasi dan diinkubasi dalam media beras selama 28 hari (28o C). Dari 40 erlenmeyer media beras yang digunakan untuk kultivasi diperoleh 7 gram ekstrak EtOAc. Selanjutnya untuk mendapatkan senyawa murni dari fraksi polar ekstrak EtOAc tersebut dilakukan fraksinasi dan pemurnian lebih lanjut dengan berbagai teknik kromatografi yakni kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kolom gravitasi (KKG) dan kromatografi radial (KR) sehingga diperoleh tiga senyawa murni. Ketiga senyawa murni tersebut dikarakterisasi berdasarkan data spektroskopi NMR 1D (1H dan 13C-NMR) dan 2D (HSQC dan HMBC).Salah satu senyawa dengan kode AL1 diidentifikasi sebagai senyawa turunan fusarin C, yakni 13?–Hydroxylucilactaene. Hasil pengujian bioaktivitas antibakteri terhadap bakteri gram positif Stenotrophomonas rhizophila dan bakteri gram negatif Enterobacter aerogenesis menunjukkan bahwa senyawa AL1 menginhibisi dengan sangat kuat terhadap bakteri S. rhizophila (MIC = 4 µg/mL) dengan standar kloramfenikol (MIC = 8 µg/mL), sedangkan terhadap bakteri E. aerogenesis (MIC = 512 µg/mL).