Interferon termasuk kelompok sitokin yang merupakan bagian penting dalam respon sistem
imun terutama terhadap infeksi virus dan digunakan untuk pengobatan penyakit Hepatitis
B dan C kronik. Penelitan sebelumnya telah berhasil menghasilkan mutein IFN-?2b
melalui mutagenesis terarah dengan mensubstitusi sistein pada posisi 2 dan 99 dengan
asam aspartat. Mutein IFN-?2b merupakan rekombinan IFN-?2b (rIFN-?2b) yang
memiliki kemiripan aktivitas biologi secara in vitro dengan produk komersial IFN-?2b.
Pada penelitian ini, akan dilakukan uji toksisitas akut dan uji toksisitas subkronik yang
bertujuan untuk menentukan LD50 rIFN-?2b dan mengevaluasi keamanan penggunaan
rIFN-?2b yang telah dikembangkan. rIFN-?2b natif dan mutein dioverproduksi di
Eschericia coli BL21 yang mengandung plasmid pET32b-IFN?2b, diisolasi, dimurnikan
dengan kolom Nikel, dan dikarakterisasi dengan menggunakan SDS-PAGE. Uji toksisitas
akut dan subkronik dilakukan pada mencit betina melalui rute subkutan. Pada uji toksisitas
akut, kedua rIFN-?2b diberikan dosis tunggal 97,5 µg/kg bb, 975 µg/kg bb dan 9,75 mg/kg
bb dan diamati selama 14 hari. Pada uji toksisitas subkronik kedua rIFN-?2b diberikan
dosis berulang 1,95 µg/kg bb dan 19,5 µg/kg bb setiap 3 hari sekali selama 6 minggu.
Hasil karakterisasi SDS-PAGE rIFN-?2b natif dan mutein C2D C99D yang dioverproduksi
di E.coli BL21 menunjukkan bahwa keduanya memiliki bobot molekul sekitar 37 kDa.
Pada uji toksisitas akut dan subkronik tidak terjadi kematian dan ketidaknormalan pada
tingkah laku, bobot badan, organ-organ inti serta kadar SGPT-SGOT. rIFN-?2b natif dan
mutein C2D C99D pada pemberian akut, aman sampai dengan pemberian dosis tinggi 9,75
mg/kg bb sehingga LD50> 9,75 mg/kg bb. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan
bahwa rIFN-?2b natif dan mutein C2D C99D tidak menyebabkan kerusakan organ
jantung, hati dan ginjal pada pemberian berulang dosis 1,95 µg/kg bb dan 19,5 µg/kg bb
setiap 3 hari sekali selama 6 minggu.