digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Relia Eksifa Larasati
PUBLIC Yati Rochayati

Pembakaran bahan bakar fosil meningkatkan kadar gas rumah kaca, yang terutama didominasi oleh CO2 di atmosfer. Efeknya akan berdampak pada perubahan iklim global. Oleh karena itu, penangkapan dan penyimpanan CO2 dalam formasi bawah permukaan merupakan suatu pendekatan yang menjanjikan untuk mengurangi pelepasan gas rumah kaca di atmosfer. Gas CO2 disuntikkan ke dalam lapisan batuan bawah tanah yang disebut sebagai formasi reservoir batuan penyimpan, atau carbon storage. Pada formasi batuan reservoir penyimpan CO2 terdiri dari lapisan batuan penutup yang kedap fluida (caprock) dan formasi batuan reservoir yang memiliki porositas dan permeabilitas yang tinggi. Formasi penyimpan CO2 ini memiliki persyaratan dan kapasitas yang layak untuk menyimpan CO2 dengan aman dalam jangka waktu yang lama. Formasi batuan yang cocok untuk menyimpan karbon dioksida setidaknya harus berada cukup dalam agar tidak mempengaruhi air tanah. Batuan bawah permukaan berpori dan permeabel yang memiliki kapasitas penyimpanan dan kemampuan untuk mengalirkan fluida sangat cocok dalam proses injeksi CO2, diantaranya adalah batu pasir danbatu gamping. Pemantauan injeksi CO2 di bawah tanah perlu dilakukan untuk memastikan bahwa CO2 yang di injeksi ke dalam reservoir benar-benar masuk ke reservoir. Pemantauan digunakan untuk mengetahui pergerakan fluida saat proses injeksi CO2. Penggunaan metode geofisika berbasiskan pengukuran resistivitas batuan di bawah permukaan dengan Electrical Resistivity Tomography (ERT) menjadi salah satu cara yang tepat dan efisien. Berdasarkan beberapa studi literatur menunjukkan bahwa ERT dapat mendeteksi CO2 di bawah permukaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemantauan CO2 menggunakan ERT bisa dilakukan di lapangan dengan melakukan uji coba skala laboratorium. Penelitian ini menggunakan sampel pasir Formasi Petani. Pengukuran dilakukan dengan metode ERT konfigurasi Wenner-Alpha, WennerSchlumberger, dan Pole-Dipole. Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa ERT mampu melakukan pemantauan fluida injeksi CO2 di bawah permukaan.