digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Banjir merupakan salah satu bencana yang umum terjadi di kota-kota besar yang berkembang pesat. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar. Kota megapolitan Bandung Raya merupakan salah satu kota besar di Indonesia tidak luput dari bencana banjir. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menekan kerugian yang ditimbulkan oleh banjir dengan cara memprediksi peningkatan daerah rawan banjir dalam beberapa tahun ke depan. Dalam penelitian ini dilakukan analisis daerah rawan banjir dan analisis peningkatan daerah rawan banjir area megapolitan Bandung Raya. Untuk analisis daerah rawan banjir digunakan pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG) melalui metode scoring dan overlay. Adapun data yang digunakan untuk penerapan metode tersebut adalah data curah hujan, data kemiringan lereng, data penggunaan lahan, dan data jenis tanah. Hasil analisis daerah rawan banjir menunjukkan bahwa kota megapolitan Bandung Raya merupakan daerah dengan dominasi klasifikasi cukup rawan, dengan beberapa kecamatan di sekitarnya yaitu Lembang yang merupakan daerah dengan dominasi klasifikasi cukup rawan, serta daerah Dayeuhkolot, Margahayu, Rancaekek, dan Kota Cimahi yang merupakan daerah dengan klasifikasi rawan. Untuk prediksi peningkatan daerah rawan banjir, digunakan data penurunan muka air tanah dan data gayaberat mikro selang waktu. Data tersebut bersama dengan data geologi dan data pendukung lainnya digunakan untuk memodelkan penyebaran daerah rawan banjir dalam beberapa tahun ke depan melalui software pemodelan ke depan SimQURING. Output pemodelan berupa parameter debit pengambilan air tanah, konduktivitas hidrolik, specific storage, kedalaman akuifer, ketebalan akuifer, porositas, dan densitas batuan. Pemodelan dilakukan pada 5 tempat di kota megapolitan Bandung. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa muka tanah pada daerah penelitian menurun secara konsisten setiap tahun dengan laju yang bervariasi sekitar 36,01 hingga 389,86 mm per tahun. Dari penelitian ini dapat ditentukan bahwa daerah Kota Cimahi dengan amblesan sebesar 366,27 mm/tahun dan Kec. Dayeuhkolot dengan amblesan sebesar 389,86 mm/tahun memiliki potensi banjir yang paling besar.