Pada jaman ini dimana teknologi sudah berkembang, kebutuhan untuk teknologi pun
semakin banyak, alhasil demand untuk software pun meningkat. Aplikasi pemantauan
proyek perangkat lunak dengan scrum menjadi salah satu tools penyokong untuk
masalah ini. Namun tools yang ditemukan sekarang memiliki learning curve yang
tinggi, tampilan yang rumit, dan pemakaian istilah yang tidak lazim. Hal ini
menyebabkan pengguna kesulitan untuk menggunakan tools-tools tersebut dan butuh
waktu lebih agar dapat melakukan aktivitas mereka dengan baik. Karena itu,
pendekatan activity-centered design (ACD) dipilih menjadi metodologi dalam
penelitian ini agar pengguna dapat melakukan aktivitas pemantauan proyek perangkat
lunak dengan baik dan mudah. Kebutuhan pengguna didapatkan dengan pengisian
kuesioner dan wawancara. Dari masalah di atas dan kebutuhan pengguna, dibutuhkan
sebuah rancangan desain interaksi aplikasi pemantauan proyek perangkat lunak yang
mudah dipelajari, dapat digunakan dengan baik, dan dapat membantu pengguna.
Rancangan prototipe akan dianggap berhasil apabila memenuhi usability goals easy to
learn, effective to use dan user experience goals helpful. Hasil dari tugas akhir ini
berupa high-fidelity prototype. Prototipe ini diuji sebanyak tiga kali dengan melakukan
perbaikan dari hasil umpan balik partisipan untuk setiap iterasinya hingga dihasilkan
versi final. Hasil dari pengujian terakhir menyatakan bahwa prototype memiliki nilai
task completion rates sebesar 100%, single ease question sebesar 6.73 dari 7, dan
intrinsic motivation inventory subskala value/usefulness sebesar 7 dari 7. Hasil tersebut
menunjukkan bahwa prototipe aplikasi pemantauan proyek perangkat lunak dengan
scrum telah memenuhi usability goals dan user experience goals sehingga aplikasi
dinilai mudah dipelajari dan mudah digunakan untuk pengguna baru.