digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Safarah Afina Clarita
PUBLIC Dewi Supryati

COVER Safarah Afina Clarita
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Safarah Afina Clarita
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Safarah Afina Clarita
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Safarah Afina Clarita
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Safarah Afina Clarita
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Safarah Afina Clarita
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Safarah Afina Clarita
Terbatas  Dewi Supryati
» Gedung UPT Perpustakaan

Beli Jelantah adalah salah satu startup yang bergerak di sektor energi terbarukan, khususnya biodiesel. Sesuai dengan namanya, Beli Jelantah memanfaatkan platform teknologi untuk mengumpulkan dan membeli minyak jelantah dari para penghasil minyak jelantah dan menyalurkannya ke perusahaan biodiesel. Selama menjalankan bisnisnya, Beli Jelantah masih sering mengalami hambatan untuk mencapai objektif dan target yang ingin dicapai. Oleh karena itu, Beli Jelantah perlu menerapkan manajemen risiko guna mengidentifikasi dan mengelola risiko yang mungkin terjadi dalam mencapai objektif perusahaan. Selain itu, Beli Jelantah juga perlu merancang Key Risk Indicators (KRI) guna mengidentifikasi metrik yang relevan sehingga Beli Jelantah mampu mempersiapkan pencegahan yang tepat terkait potensi risiko yang ada. Manajemen risiko berdasarkan standar ISO 31000:2018 terdiri dari enam tahapan utama, yakni komunikasi dan konsultasi, penetapan cakupan dan konteks, penilaian risiko, penentuan treatment risiko, monitor dan peninjauan, serta pencatatan dan pelaporan. Penilaian risiko diawali dengan pemetaan proses bisnis dengan mengacu pada Process Classification Framework (PCF). Penilaian dan evaluasi risiko kemudian dilanjutkan dengan menggunakan metode Failure Mode and Effect Analysis (FMEA). Sementara itu, perancangan KRI dilakukan menggunakan pendekatan yang terdiri dari enam tahap, yaitu identifikasi metrik existing, penilaian gap metrik, perbaikan metrik, penentuan thresholds, perancangan dashboard, dan pembuatan control plan. Pemetaan proses bisnis menghasilkan 75 proses bisnis level 4. Berdasarkan penilaian risiko dan evaluasi, terdapat 21 risiko kritis dari 90 risiko yang teridentifikasi untuk seluruh proses bisnis perusahaan. Perancangan treatment risiko dilakukan untuk risiko kritis yang menghasilkan 1 usulan untuk mentransfer risiko, 4 usulan menerima risiko, dan 16 usulan mitigasi risiko. Pada perancangan KRI, hasil identifikasi metrik existing mendapatkan 18 risiko kritis yang memiliki satu atau lebih metrik existing dan 3 risiko yang belum memiliki metrik existing. Berdasarkan hasil penilaian gap metrik existing, terdapat 14 risiko dengan metrik existing yang dapat dipertahankan dengan perbaikan lebih lanjut, 3 risiko dengan metrik existing yang memerlukan penggantian metrik baru, 3 risiko yang memerlukan pembuatan metrik baru, dan 1 risiko dengan metrik existing yang dapat langsung digunakan sebagai KRI. Perancangan KRI menghasilkan sejumlah 28 KRI untuk 21 risiko kritis, yang terdiri dari 16 metrik bersifat leading dan 21 metrik lagging.