Pariwisata merupakan salah satu kegiatan ekonomi terpenting dan telah menjadi kategori ekspor terpenting
ketiga setelah bahan bakar dan bahan kimia. Indonesia memiliki pertumbuhan pariwisata yang pesat dari
tahun ke tahun. Melihat pertumbuhan yang signifikan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Indonesia berambisi menjadikan industri pariwisata sebagai core economy Indonesia. Di luar dari dugaan,
virus COVID-19 menyebar ke seluruh dunia, dan pariwisata menjadi industri yang paling terdampak. Masa
isolasi diri dan pembatasan pemerintah lainnya mengubah perilaku perjalanan wisatawan. Kementerian
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia ingin fokus meningkatkan lima destinasi superprioritas
Indonesia; Borobudur, Labuan Bajo, Mandalika, Likupang, dan Danau Toba, untuk memulihkan kerugian,
namun dalam implementasinya, kementerian tidak fokus pada permintaan perjalanan. Penelitian ini
bertujuan untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi wisatawan domestik Indonesia dalam memilih
lima destinasi superprioritas Indonesia di masa COVID-19 ini dan mengusulkan rekomendasi kepada para
pemangku kepentingan pariwisata. Atribut destinasi seperti citra destinasi, pengalaman, harga, kesehatan
dan kebersihan, protokol pemerintah, dan akomodasi dianalisis bersama dengan sosio-demografis, gaya
hidup psikografis, dan pengalaman perjalanan menggunakan analisis model pilihan untuk memperkirakan
probabilitas wisatawan Indonesia memilih destinasi. Gaya hidup psikografis wisatawan dibangun
menggunakan analisis faktor dan analisis klaster K-means untuk mengklasifikasikan wisatawan ke dalam
beberapa karakteristik yang memiliki kemiripan: The Solo Foodie; The Sports, Culture, and Food Seekers;
The Health, Sociable, and Nature Enthusiast. Dari 259 responden yang berdomisili di Jakarta, Mandalika,
Labuan Bajo, dan Borobudur merupakan destinasi yang paling banyak dipilih. Beberapa atribut destinasi
berpengaruh signifikan terhadap pilihan, seperti protokol pemerintah, biaya transportasi, waktu tempuh
Mandalika; Kesehatan dan kebersihan Labuan Bajo; kesehatan dan kebersihan, dan citra destinasi
Borobudur. Selain itu, semakin tua wisatawan dan sudah menikah, mereka akan lebih memilih Borobudur;
dan semakin tinggi pendapatan bulanan, mereka akan lebih memilih untuk memilih destinasi selain
Borobudur. Untuk faktor psikologis, turis dengan karakteristik memperhatikan kesehatan, menyukai
olahraga dan Budaya, dan pencinta alam mempengaruhi wisatawan dalam memilih Mandalika, Labuan
Bajo, Borobudur, dan Likupang. Karakteristik orang yang menyukai sosialisasi dan berjelajah
mempengaruhi mereka dalam memilih Danau Toba. Oleh karena itu, penulis menyarankan agar pemerintah
mengatur manajemen protokol Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) secara
berkala dan berkolaborasi dengan penyedia jasa pariwisata untuk mempromosikan lima destinasi
superprioritas Indonesia yang berakar pada minat wisatawan dan jaminan keamanan