digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Secara administratif, Sub-DAS Cipeles terletak di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Sub-DAS Cipeles yang termasuk ke dalam DAS Cimanuk merupakan daerah yang cukup rentan terhadap bencana longsoran. Untuk meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh bencana longsoran, penentuan zona kerentanan longsoran sangat diperlukan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode statistik bivariat, yaitu metode weight of evidence (WoE) dan statistical index (SI). Data longsoran yang digunakan adalah hasil inventarisasi melalui teknik penginderaan jauh pada citra multitemporal, observasi lapangan, dan pengumpulan data dari laporan kejadian longsoran pada laman web PVMBG. Didapatkan total 286 titik longsoran yang kemudian dibagi secara acak menjadi dua set data, yaitu data uji sebanyak 201 titik (70%) dan data validasi sebanyak 85 titik (30%). Penelitian ini menggunakan delapan belas parameter, yaitu elevasi, kemiringan lereng, arah lereng, plan curvature, profile curvature, total curvature, terrain ruggedness index (TRI), terrain wetness index (TWI), stream power index (SPI), arah aliran, jarak dari kelurusan, jarak dari sungai, jarak dari jalan, litologi, tutupan lahan, jenis tanah, curah hujan, dan normalized difference vegetation index (NDVI). Berdasarkan nilai AUC, terdapat dua belas parameter penyebab longsoran yang dominan (AUC ? 0,6), yaitu litologi, terrain ruggedness index (TRI), elevasi, jenis tanah, kemiringan lereng, normalized difference vegetation index (NDVI), tutupan lahan, stream power index (SPI), jarak dari kelurusan, curah hujan, jarak dari jalan, dan arah lereng. Hasil validasi terhadap metode WoE menunjukkan nilai AUC untuk success rate sebesar 0,9085 (istimewa) dan AUC untuk prediction rate sebesar 0,8595 (sangat baik). Hasil validasi terhadap metode SI menunjukkan nilai AUC untuk success rate sebesar 0,9109 (istimewa) dan AUC untuk prediction rate sebesar 0,8608 (sangat baik). Berdasarkan peta zona kerentanan longsoran dengan metode WoE, ditunjukkan persentase luas zona kerentanan longsoran tinggi sebesar 12% (77 km2), zona kerentanan longsoran menengah 6% (41 km2), zona kerentanan longsoran rendah 11% (70 km2), dan zona kerentanan longsoran sangat rendah 71% (460 km2). Berdasarkan peta zona kerentanan longsoran dengan metode SI, ditunjukkan persentase luas zona kerentanan longsoran tinggi sebesar 11% (72 km2), zona kerentanan longsoran menengah 7% (44 km2), zona kerentanan longsoran rendah 10% (65 km2), dan zona kerentanan longsoran sangat rendah 72% (467 km2).