Secara administratif, Sub-DAS Cipeles terletak di Kabupaten Sumedang dan Kabupaten
Majalengka, Jawa Barat. Sub-DAS Cipeles yang termasuk ke dalam DAS Cimanuk
merupakan daerah yang cukup rentan terhadap bencana longsoran. Untuk meminimalkan
kerugian yang diakibatkan oleh bencana longsoran, penentuan zona kerentanan longsoran
sangat diperlukan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode statistik bivariat,
yaitu metode weight of evidence (WoE) dan statistical index (SI). Data longsoran yang
digunakan adalah hasil inventarisasi melalui teknik penginderaan jauh pada citra
multitemporal, observasi lapangan, dan pengumpulan data dari laporan kejadian longsoran
pada laman web PVMBG. Didapatkan total 286 titik longsoran yang kemudian dibagi secara
acak menjadi dua set data, yaitu data uji sebanyak 201 titik (70%) dan data validasi sebanyak
85 titik (30%). Penelitian ini menggunakan delapan belas parameter, yaitu elevasi,
kemiringan lereng, arah lereng, plan curvature, profile curvature, total curvature, terrain
ruggedness index (TRI), terrain wetness index (TWI), stream power index (SPI), arah aliran,
jarak dari kelurusan, jarak dari sungai, jarak dari jalan, litologi, tutupan lahan, jenis tanah,
curah hujan, dan normalized difference vegetation index (NDVI).
Berdasarkan nilai AUC, terdapat dua belas parameter penyebab longsoran yang dominan
(AUC ? 0,6), yaitu litologi, terrain ruggedness index (TRI), elevasi, jenis tanah, kemiringan
lereng, normalized difference vegetation index (NDVI), tutupan lahan, stream power index
(SPI), jarak dari kelurusan, curah hujan, jarak dari jalan, dan arah lereng. Hasil validasi
terhadap metode WoE menunjukkan nilai AUC untuk success rate sebesar 0,9085
(istimewa) dan AUC untuk prediction rate sebesar 0,8595 (sangat baik). Hasil validasi
terhadap metode SI menunjukkan nilai AUC untuk success rate sebesar 0,9109 (istimewa)
dan AUC untuk prediction rate sebesar 0,8608 (sangat baik). Berdasarkan peta zona
kerentanan longsoran dengan metode WoE, ditunjukkan persentase luas zona kerentanan
longsoran tinggi sebesar 12% (77 km2), zona kerentanan longsoran menengah 6% (41 km2),
zona kerentanan longsoran rendah 11% (70 km2), dan zona kerentanan longsoran sangat
rendah 71% (460 km2). Berdasarkan peta zona kerentanan longsoran dengan metode SI,
ditunjukkan persentase luas zona kerentanan longsoran tinggi sebesar 11% (72 km2), zona
kerentanan longsoran menengah 7% (44 km2), zona kerentanan longsoran rendah 10% (65
km2), dan zona kerentanan longsoran sangat rendah 72% (467 km2).
Perpustakaan Digital ITB