Selama beberapa tahun terakhir, produksi pakaian terus meningkat yang
mempengaruhi timbulan sampah pakaian. Sehingga, tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menentukan timbulan serta komposisi sampah pakaian di Kota
Bandung serta potensi daur ulangnya. Hal ini dilakukan dengan
mempertimbangkan pengetahuan mengenai daur ulang, perlakuan yang
dilakukan terhadap sampah pakaian dan kesediaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah pakaian. Jenis penelitian yang dilakukan adalah
penelitian deskriptif dengan data kualitatif dan kuantitatif. Pengambilan data
primer untuk penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Stratified
Random Sampling dimana dari metode tersebut diperoleh minimal 400
sampel. Hasil penelitian diolah dengan perangkat lunak IBM SPSS 25. Dari
hasil penelitian diperoleh bahwa timbulan sampah adalah sebesar 6
kg/orang/tahun, dimana komposisi sampah terdiri celana 22%, kemudian
kaos sebesar 21%%, jaket/outerwear 18%, kemeja sebesar 15%, terusan
sebesar 9%, sepatu sebesar 5%, kerudung sebesar 5%, pakaian dalam sebesar
2%, baju olahraga sebesar 2% dan sandal sebesar 1%. Untuk perlakuan yang
dilakukan terhadap sampah pakaian, 27,45% responden melakukan
pembuangan, 87,25% melakukan pendonasian, 17,18% melakukan penjualan
dan 88,07% melakukan penggunaan kembali. Untuk pengetahuan mengenai
daur ulang, lebih dari 50% responden mengetahui arti dan barang yang dapat
didaur ulang, dan lebih dari 50% responden bersedia melakukan pengelolaan
terhadap sampah pakaian. Usulan upaya pengelolaan sampah pakaian
meliputi pengumpulan yang dilakukan secara mandiri oleh masyarakat,
pewadahan dengan menggunakan kontainer plastik, pengangkutan dengan
menggunakan engkel box dan pengolahan secara mekanis.