digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

TA 2021 Anindita Puspa Sari 1-Abstrak.pdf)u
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Obat-obatan sering digunakan sebagai pertolongan pertama pada gejala-gejala penyakit ringan yang timbul. Limbah obat-obatan merupakan limbah medis yang butuh perlakuan khusus. Namun, limbah obat-obatan dari rumah tangga sering diperlakukan seperti limbah rumah tangga biasa. Pada penelitian Insani, dkk. (2020) terkait praktik pembuangan obat rumah tangga di Kota Bandung, ditemukan bahwa sebagian besar responden (82,1%) membuang obat bersamaan dengan limbah rumah tangga, disebutkan juga bahwa lebih dari setengah responden (53,1%) tidak menyadari bahwa obat yang dibuang ke lingkungan dengan cara yang tidak tepat dapat membahayakan ekosistem dan kesehatan penduduk. Persepsi masyarakat dapat memengaruhi perilaku masyarakat dalam memilih metode pembuangan limbah obat-obatan. Untuk mengetahui hubungan tersebut, diperlukan kerangka kerja RANAS (Risks, Attitudes, Norms, Abilities, and Self-regulation). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi terhadap perilaku masyarakat Kota Bandung terkait pembuangan obat-obatan dalam skala rumah tangga dengan memanfaatkan kerangka kerja RANAS. Data dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur yang kemudian dianalisis menggunakan statistika. Hasilnya, mayoritas masyarakat Kota Bandung memilih metode yang salah untuk membuang obat-obatan di rumah dan sebagian besar masyarakat memiliki persepsi risiko dengan kategori cukup terkait pembuangan obat-obatan di rumah. Uji statistik menyatakan bahwa hanya persepsi pada faktor norma yang berpengaruh signifikan terhadap metode pembuangan. Selain itu, persepsi pada faktor norma dapat memediasi secara sempurna status pernikahan dan pengetahuan dalam memengaruhi metode pembuangan obat.