digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP ARIS HARYANA 1-BAB1.pdf

File tidak tersedia

2007 TA PP ARIS HARYANA 1-BAB2.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIS HARYANA 1-BAB3.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIS HARYANA 1-BAB4.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIS HARYANA 1-BAB5.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIS HARYANA 1-BAB6.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIS HARYANA 1-COVER.pdf
File tidak tersedia

2007 TA PP ARIS HARYANA 1-PUSTAKA.pdf
File tidak tersedia

ABSTRAK: Dalam proses farmasetika, milling merupakan proses yang umum dilakukan untuk menghasilkan ukuran partikel yang diharapkan. Selama proses milling dapat muncul fenomena interaksi fisika antar bahan baku. Salah satu dampak terjadinya interaksi fisika adalah terjadinya perubahan laju disolusi. Untuk mengetahui adanya interaksi fisika antara metampiron dan fenilbutason selama milling, perlu dilakukan analisis difraktogram sinar X, termogram DSC, serta diamati perubahan laju disolusi metampiron dan fenilbutason. Data difraktogram difraksi sinar X dan termogram DSC menunjukkan terjadinya interaksi fisika campuran metampiron dan fenilbutason (7:3) hasil milling 5,5 jam dan 18 jam yang menyebabkan peningkatan laju disolusi fenilbutason. Laju disolusi metampiron pada campuran hasil milling 5,5 jam tidak berubah. Penurunan laju disolusi metampiron terjadi setelah milling 18 jam.