digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Zona hancuran merupakan komponen penting yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian dan perlakuan terhadap lubang bukaan. Ketebalan zona hancuran tersebut dapat dimodelkan dengan menggunakan metode elemen hingga dalam perangkat lunak RS2. Hasil pemodelan yang didapat bergantung pada mesh yang digunakan. Pemodelan dilakukan pada masa batuan fair dan very poor dengan kedalaman 500 m dengan nilai faktor k 1 dan 2 pada terowongan berdiameter 4 m. Analisis dilakukan dengan memvariasikan jumlah titik di sekitar terowongan dengan bentuk elemen yang dipilih berbentuk segitiga dengan jumlah titik 3. Jumlah titik di sekitar terowongan adalah 25 sampai dengan 400 dengan kelipatan 25. Dari jumlah titik tersebut menghasilkan jumlah keseluruhan titik dan jumlah elemen dalam pemodelan yang berbeda – beda dimana semakin banyak jumlah titik di sekitar terowongan semakin banyak jumlah titik keseluruhan dan jumlah elemen dalam pemodelan. Nilai zona hancuran pada terowongan bergantung dengan jumlah elemen dan jumlah titik (node) yang digunakan dalam pemodelan terowongan. Hubungan antara zona hancuran rata – rata dan mesh berfluktuasi dan tidak terus menerus naik seiring bertambahnya jumlah elemen dan titik akan tetapi terdapat kecenderungan zona hancuran bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah elemen dan jumlah titik. Semakin lemah batuan semakin besar nilai zona hancuran yang akan dihasilkan. Pada kedua masa batuan fair dan very poor untuk nilai k =2 semakin bertambah elemen semakin kecil nilai zona hancuran pada kedua dinding kanan dan kiri. Hubungan antara zona hancuran dan jumlah elemen paling baik pada pemodelan masa batuan very poor dengan nilai faktor k = 1 yang menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,528.