Zona hancuran merupakan komponen penting yang dapat digunakan untuk melakukan penilaian
dan perlakuan terhadap lubang bukaan. Ketebalan zona hancuran tersebut dapat dimodelkan
dengan menggunakan metode elemen hingga dalam perangkat lunak RS2. Hasil pemodelan yang
didapat bergantung pada mesh yang digunakan.
Pemodelan dilakukan pada masa batuan fair dan very poor dengan kedalaman 500 m dengan nilai
faktor k 1 dan 2 pada terowongan berdiameter 4 m. Analisis dilakukan dengan memvariasikan
jumlah titik di sekitar terowongan dengan bentuk elemen yang dipilih berbentuk segitiga dengan
jumlah titik 3. Jumlah titik di sekitar terowongan adalah 25 sampai dengan 400 dengan kelipatan
25. Dari jumlah titik tersebut menghasilkan jumlah keseluruhan titik dan jumlah elemen dalam
pemodelan yang berbeda – beda dimana semakin banyak jumlah titik di sekitar terowongan
semakin banyak jumlah titik keseluruhan dan jumlah elemen dalam pemodelan.
Nilai zona hancuran pada terowongan bergantung dengan jumlah elemen dan jumlah titik (node)
yang digunakan dalam pemodelan terowongan. Hubungan antara zona hancuran rata – rata dan
mesh berfluktuasi dan tidak terus menerus naik seiring bertambahnya jumlah elemen dan titik akan
tetapi terdapat kecenderungan zona hancuran bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah
elemen dan jumlah titik. Semakin lemah batuan semakin besar nilai zona hancuran yang akan
dihasilkan. Pada kedua masa batuan fair dan very poor untuk nilai k =2 semakin bertambah elemen
semakin kecil nilai zona hancuran pada kedua dinding kanan dan kiri. Hubungan antara zona
hancuran dan jumlah elemen paling baik pada pemodelan masa batuan very poor dengan nilai
faktor k = 1 yang menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,528.
Perpustakaan Digital ITB