digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Shafira Ersasiwi Aziza
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB I.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB II.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB III.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB IV.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB V.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Shafira Ersasiwi Aziza
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Aktivitas energetik Matahari, seperti ledakan Matahari kelas X bersumber dari besarnya medan magnetik pada bintik atau kelompok bintik Matahari. Medan magnetik pada bintik Matahari tercermin melalui besarnya luas total bintik. Selain itu, aspek magnetik dapat dianalisis menggunakan dimensi fraktal (DF). Dengan menganalisis luas total dan nilai DF kelompok bintik Matahari sepanjang masa hidupnya dapat diperoleh evolusi dan probabilitas terjadinya ledakan kelas X. Kelompok bintik Matahari yang besar memiliki masa evolusi yang panjang dan memicu lebih banyak terjadinya ledakan. AR12192 merupakan kelompok bintik Matahari terbesar pada siklus Matahari 24 yang muncul kembali sebagai recurrent sunspot AR12209. Analisis luas total dan nilai DF dilakukan dengan posisi bujur heliografis ?~600 agar mengurangi efek proyeksi dari citra yang diambil dari IAS SDO dengan filter HMI Continuum. Analisis dilakukan berdasarkan relasi antara luas total terhadap waktu dan relasi antara nilai DF terhadap waktu pada 31 citra AR12192 dan sebanyak 31 citra AR12209. Pada penelitian probabilitas ledakan kelas X dilakukan dengan melihat perubahan perilaku dari luas total dan nilai DF sebelum, selama, dan setelah terjadinya ledakan. Hasil penelitian evolusi kelompok bintik Matahari, luas total meningkat pada awal evolusi hingga nilai maksimum dan menurun pada akhir masa evolusi dari setelah nilai maksimum untuk AR12192, AR12209, dan keseluruhan AR12192. Pada nilai DF terdapat peningkatan pada AR12192 dengan rentang nilai 1, 31 – 1,52 dan penurunan pada AR12209 dengan rentang nilai 1,12 – 1,35 yang mengindikasi tingkat kompleksitas AR12192 lebih besar dibandingkan AR12209. Oleh karena itu, AR12192 secara keseluruhan meningkat di awal dan menurun di akhir evolusinya. Ledakan kelas X terjadi ketika luas total>~16×108 km2 dengan pola peningkatan sebelum hingga mulai ledakan sedangkan selama hingga berakhirnya ledakan terjadi penurunan luas total. Pada parameter nilai DF, ledakan Matahari terjadi ketika nilai DF>~1,42 dengan adanya peningkatan sebelum ledakan dan setelah terjadinya ledakan nilai DF relatif mengalami penurunan.