Bintik Matahari merupakan konsentrasi medan magnet kuat yang tampak sebagai luasan yang lebih gelap dari lingkungan sekitarnya di lapisan fotosfer Matahari. Sepanjang kemunculannya, bintik Matahari cenderung muncul secara berkelompok pada suatu daerah aktif (active region) dan senantiasa berubah-ubah, baik dalam hal pergerakan, ukuran, dan kompleksitasnya. Perubahan properti bintik Matahari seringkali diasosiasikan dengan kemunculan ledakan Matahari, yang merupakan fenomena pelepasan energi dan materi yang berasal dari proses rekoneksi magnetik atau bentuk disipasi medan magnet lainnya di suatu daerah aktif. Suatu flare dapat dipicu oleh gerak diri bintik Matahari. Begitu pula sebaliknya, gerak diri bintik pun dapat mengalami dampak timbal balik akibat terjadinya suatu flare. Penelitian dengan memanfaatkan data beresolusi tinggi dapat memberikan wawasan mengenai pola evolusi bintik Matahari dan keterkaitannya dengan terjadinya ledakan Matahari. Pada Tugas Akhir ini, terdapat 4 daerah aktif penghasil flare kelas X yang menjadi fokus penelitian: AR11158 (11-21 Februari 2011), AR12242 (15-22 Desember 2012), AR11520 (7-16 Juli 2012), dan AR11166 (3-13 Maret 2011). Dengan memanfaatkan data citra AIA dari satelit SDO, analisis evolusi bintik dilakukan dengan mengukur perubahan posisi dan luas dari bintik Matahari untuk tiap interval 1 jam. Selain itu, pengukuran perubahan variabel tersebut juga dapat dihubungkan dengan kelas klasifikasnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bintik Matahari cenderung mengalami kenaikan kecepatan gerak diri dan penurunan kecepatan perubahan luas menjelang terjadinya flare. Selain itu, pada waktu mendekati terjadinya flare juga biasanya terdapat suatu area konsentrasi bintik pada daerah aktif yang cenderung bergerak ke dalam satu arah yang sama yang diperkirakan merupakan area pemicu terjadinya flare. Jika dilihat evolusinya secara keseluruhan, gerak diri bintik biasanya diawali dengan kecepatan yang tinggi dan akan menurun seiring dengan bertambah kompleksnya kelas klasifikasi, meskipun pada tahap kompleksitas tertentu akan kembali mengalami kenaikan kecepatan.