Sifat dan pola umum fluktuasi 24 parameter angin matahari diamati sebagai fungsi dari waktu. Sampel kejadian badai geomagnetik kelas kuat hingga ekstrem (Dst ? ?100 nT) siklus Matahari ke-22 hingga ke-24 (Oktober 1964 – September 1986) dipilih sebagai objek penelitian. Metode Multifractal Detrended Fluctuation Analysis (MFDFA) diterapkan pada parameter angin matahari menghasilkan beberapa parameter terkait seperti: eksponen Detrended Fluctuation Analysis (DFA), eksponen Hurst H, dimensi fraktal Df , h(q), ? (q), lebar spektrum w, dan kecondongan grafik spektrum (skewness) A. Dari 180 sampel kejadian badai, fase awal dan fase pemulihan menunjukkan 58% dan 54% didominasi proses persisten (0, 51 ? ?DFA ? 0, 99) dan fase utama atau puncak 96% didominasi proses nonstasioner (1, 01 ? ?DFA ? 5, 67). Dimensi fraktal parameter angin Matahari yang diperoleh < 2, yang memiliki hubungan berbanding terbalik dengan eksponen Hurst. Berdasarkan parameter multifraktal: h(q); ? (q); lebar spektrum w; dan kecondongan grafik spektrum A, hampir seluruh parameter angin Matahari menunjukkan kemunculan sifat multifraktal. Karakteristik fase awal dan fase pemulihan pada kejadian badai geomagnetik kelas kuat yang dipilih menunjukkan pola atau trend yang mirip. Penelitian ini mengkonfirmasi bahwa fase utama badai Matahari jauh lebih kompleks dibanding 2 fase lainnya. Parameter seperti jumlah bintik Matahari, indeks f10,7, parameter turunan (electric field) dapat dikecualikan dalam prediksi badai. Sampel kejadian badai kelas lainnya (kelas lemah hingga sedang) serta analisis non-linearity chaotic system pada parameter angin Matahari diperlukan untuk dianalisis lebih lanjut.