Tesis ini mengkaji mengenai kemungkinan dalam pemakaian cabang ilmu
Matematika khususnya dalam Teori Fraktal. Tesis ini dapat membantu desainer
dalam mengembangkan desain, memberikan solusi-solusi untuk permasalahan
yang dihadapi dalam mendesain, dan upaya untuk memberikan alat dan kriteria
desain baru sebagai tolok ukur dalam merancang.
Pada Tesis ini, contoh kasus yang dipergunakan adalah Tsunami Memorial
Park. Alasan pemilihan kasus ini adalah dalam rangka kompetisi yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Thailand, di mana kompetisi ini bertujuan untuk
membangun sebuah tempat yang dipergunakan untuk mengenang kejadian
Tsunami yang diderita oleh Thailand. Selain itu tempat ini juga bertujuan untuk
memberikan pembelajaran kepada orang-orang yang datang ke tempat ini
mengenai Tsunami, efek yang ditimbulkan, dan tindakan preventif yang dapat
diambil. Bangunan ini akan didirikan di Taman Hutan Nasional Khao Lak Lamru.
Daerah ini memiliki vegetasi yang lebat sehingga sangat disarankan bangunan
memiliki kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan sekitar. Hutan ini juga
berbatasan dengan laut, sehingga jarak aman untuk menghindari kejadian
Tsunami perlu diperhatikan.
Metode dalam mendesain bangunan ini adalah dengan menggunakan
metode matematika, yaitu dengan menggunakan Teori Fraktal. Teori Fraktal
adalah teori untuk membentuk bangun-bangun yang dibangkitkan oleh
sekumpulan aturan-aturan atau metode tertentu. Bangun Fraktal memiliki
karakteristik yang mirip dengan benda-benda yang terdapat di alam. Alasan
penggunaan Teori Fraktal dirasakan cocok mengingat kompetisi ini sangat
menitikberatkan pada harmonisasi antara alam dengan manusia. Menggunakan
Teori Fraktal yang akan menganalisis bentukan dari alam dan mempergunakannya
sebagai bagian dari bangunan diharapkan akan memberikan harmonisasi antara
alam dengan arsitektur
Metode yang dipergunakan terdiri atas tiga bagian. Metode yang pertama
adalah Wavelet Analysis. Metode ini mengolah bentuk-bentuk satu dimensional
untuk kemudian menghasilkan elemen-elemen penyusunnya. Metode ini akan
dipergunakan untuk meneliti letak bangunan pada lahan. Lahan yang akan diganti
dengan bangunan akan diteliti siluetnya. Garis siluet ini kemudian akan diproses
dengan Wavelet Analysis sehingga akan menghasilkan elemen-elemen penyusun
siluet tersebut. Dengan mempergunakan elemen tersebut pada bangunan
diharapkan bentuk keseluruhan lahan tidak akan terganggu, dan akan tercipta
harmonisasi dengan lingkungan sekitar.
Metode kedua yang dipergunakan adalah Metode Cellular Automata.
Metode ini mengolah sekumpulan bentuk menjadi bentuk-bentuk baru, dimana
bentuk-bentuk ini memiliki karakteristik tertentu yang dipasangkan
padanya.Setelah menentukan letak lahan, desainer kemudian mengambil bagian
tiga dimensional dari lahan dengan cara menggali sampai pada kedalaman
tertentu, sehingga lahan tersebut akan memiliki panjang, lebar dan tinggi. Elemen
lahan tiga dimensional inilah yang akan menjadi bentuk awal dari bangunan.
Metode ini akan mengolah potongan lahan tersebut sehingga menjadi sekumpulan
unit. Unit-unit ini kemudian akan diberikan karakteristik tertentu yang akan
berinteraksi dengan unit lainnya. Metode ini akan menghasilkan bentuk baru yang
dapat dipergunakan sebagai bentuk bangunan.
Metode ketiga adalah Fractal Dimension Analysis. Metode ini akan
meneliti karakteristik dari lahan secara keseluruhan yang dinamakan Dimensi
Fraktal. Dimensi ini kemudian akan dibandingkan dengan dimensi lahan setelah
bangunan yang sudah dibuat. Bila karakter lahan sebelum dan sesudah dibangun
arsitektur memiliki kesamaan maka dapat dikatakan karakter fraktal lahan relatif
tidak berubah. Dengan asumsi awal bentuk-bentuk di alam memiliki kaidah
fraktal dapat dikatakan bahwa bentuk bangunan tersebut memiliki karakter fraktal
yang sama dengan karakter lahan tempat dia berada.
Pada tesis ini, yang dilakukan desainer adalah meneliti lahan secara
keseluruhan untuk mendapatkan letak bangunan terbaik. Hal ini dilakukan dengan
memotong lahan menjadi beberapa bagian untuk mendapatkan potongan lahan.
Potongan lahan yang menghasilkan elemen fraktal yang unik dan dirasakan dapat
menjadi bagian elemen arsitektur dijadikan bahan pertimbangan untuk mendesain
di tempat potongan tersebut berada. Selain itu pertimbangan arsitektur yang lain
juga dipergunakan.
Elemen ini kemudian diolah untuk dijadikan elemen bangunan. Pada kasus
ini elemen-elemen garis satu dimensional tersebut diolah lebih lanjut untuk
kemudian dipergunakan untuk menghasilkan elemen tiga dimensional dengan
memanfaatkan pemakaian mesh generator pada program Autocad. Bentukan yang
terjadi adalah elemen atap, lantai dan bingkai kaca yang terbuat dari elemen garis
lahan tersebut.
Pada pembuatan plat lantai dan kolom dipergunakan Sistem Cellular
Automata. Lahan dimana diatasnya akan dibangun lahan akan diangkat sehingga
membentuk bentuk tiga dimensional. Lahan ini kemudian diolah dengan sistem
tersebut sehingga membentuk bentukan baru. Lahan ini kemudian akan
dipasangkan dengan elemen atap, lantai terbawah dan fasade yang dihasilkan oleh
Wavelet Analysis.
Desain yang diperoleh dalam penggunaan Teori Fraktal menghasilkan
bentukan-bentukan baru yang dapat memperkaya pilihan desainer dalam
arsitektur. Pemakaian Teori Wavelet Analysis dan Cellular Automata juga
memberikan bentukan-bentukan baru yang spesifik pada tiap lahan. Fractal
Dimension Analysis juga dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam evaluasi
arsitektur terhadap bangunan pada suatu lahan.