digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Bandara Internasional Kertajati adalah bandara yang terletak di Majalengka, Jawa Barat. Saat ini, Kertajati sedang mengalami situasi pelik. Sejak pertama beroperasi, Bandara Kertajati tidak pernah memenuhi tingkat keterisian dan mengalami pergerakan penumpang yang rendah. Pada tahun 2019, jumlah pergerakan penumpang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Namun, ketika pandemi COVID-19 terjadi, KIA terus kehilangan pergerakan penumpang dan akhirnya terpaksa berhenti melayani penerbangan reguler pada pertengahan tahun 2020. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis permasalahan dan faktor yang mungkin menjadi akar penyebab dan memberikan saran strategis kepada otoritas bandara untuk mengatasi masalah pergerakan penumpang dan faktor beban yang rendah. Analisis akan dilakukan secara internal dan eksternal. Analisis internal menggunakan kerangka VRIO, Marketing Mix, dan STP. Analisis eksternal akan menggunakan kerangka PESTLE, Analisis Konsumen, dan Analisis Pesaing. Semua analisis internal dan eksternal akan disimpulkan dalam matriks SWOT yang kemudian dapat dirumuskan menjadi strategi menggunakan matriks TOWS. Metodologi penelitian akan menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner online secara acak untuk mengetahui preferensi responden terhadap faktor pilihan bandara secara umum dan faktor pilihan spesifik dari Bandara Kertajati. Selanjutnya akan diketahui faktor pilihan bandara mana yang paling dinilai oleh responden. Selain itu, Importance performance analysis (IPA) akan menentukan faktor mana yang berkinerja buruk dan mana yang berkinerja baik. Dengan demikian, strategi yang dirumuskan bisa langsung menyasar ke area yang memang kinerjanya kurang baik. Hasilnya cukup menarik dimana tiga faktor pilihan bandara yang paling dinilai responden adalah Waktu Akses Bandara, Aksesibilitas Bandara, dan Jadwal Penerbangan. Sementara itu, dari sisi kinerja dengan menggunakan metode IPA, enam dari sepuluh faktor pilihan bandara berkinerja buruk. Faktor-faktor tersebut adalah Jadwal Penerbangan, Waktu Akses Bandara, Aksesibilitas Bandara, Ketersediaan Maskapai, Harga Tiket, dan Frekuensi Penerbangan. Keenam faktor tersebut kemungkinan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap rendahnya pergerakan penumpang dan faktor beban di Bandara Kertajati. Selanjutnya setelah dilakukan analisis internal dan eksternal dapat dirumuskan menjadi strategi yang diperoleh dari Matriks TOWS untuk mengatasi masalah pergerakan penumpang yang rendah. Beberapa rumusan strategi dibagi menjadi tiga, yang disesuaikan dengan target, yaitu Pemerintah Pusat, bisnis jasa terkait Maskapai dan Bandara, dan penumpang atau konsumen langsung. Kepada Pemerintah, PT BIJB perlu melakukan komunikasi aktif terkait strategi yang akan diterapkan pemerintah yang melibatkan banyak pihak, termasuk beberapa perguruan tinggi di Jawa Barat. Untuk Airlines dan bisnis terkait, PT BIJB perlu mengoordinasikan strategi terkait konsesi dan subsidi. Kepada penumpang atau Konsumen Akhir, KIA akan menggunakan metode komunikasi pemasaran terpadu untuk mengatasi masalah misinformasi dan membangun kembali citra positif Bandara. Selain itu, KIA juga perlu melakukan promosi aktif untuk mengubah awareness menjadi keinginan untuk berkunjung. Implementasi strategi tersebut direncanakan selama 16 bulan hingga tahun 2023. Tahapan tersebut dimulai dari komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah, dilanjutkan dengan koordinasi dengan maskapai penerbangan dan pelaku usaha terkait, dan terakhir mengintegrasikan komunikasi pemasaran untuk menjangkau konsumen akhir hingga akhir proyek. Dimungkinkan untuk memperpanjang rencana hingga 2024 atau lebih, tergantung pada kondisi pandemi COVID-19. Strategi yang diusulkan membutuhkan kerjasama dan integrasi yang harmonis antara PT BIJB, KIA, Jawa Barat, dan Pemerintah Pusat serta seluruh pemangku kepentingan terkait untuk memberikan output yang maksimal.