Selama lebih dari 90 tahun, CPI telah menjadi perusahaan energi terkemuka dan dianggap sebagai salah
satu kontraktor penyumbang produksi minyak terbesar di Indonesia. Lapangan minyak Bravo adalah
salah satu lapangan terbesar milik PT. CPI. Fluida yang dihasilkan dari lapangan ini diproses di stasiun
pengumpul yang disebut Bravo GS. Dalam beberapa tahun terakhir, Bravo GS menghadapi masalah
Produksi dimana banyak sumur minyak harus dimatikan akibat produksi fluida dari lapangan sudah
melebihi kapasitas pengolahan. Hal ini mengakibatkan tertundanya produksi minyak yang dikenal
dengan istilah deferred oil production (DOP) dalam jumlah yang cukup signifikan. Di tahun 2019 dan
2020 saja, estimasi kehilangan revenue berkisar sekitar 9,8 Juta USD, dan jumlah tersebut diperkirakan
akan terus bertambah karena saat ini Lapangan Bravo masih terus dikembangkan.
Tujuan dari pengerjaan tesis ini antara lain untuk mengidentifikasi akar permasalahan, mencari
alternatif terbaik, serta membuat perencanaan yang terintegrasi untuk mengeksekusi solusi tersebut.
Proses brainstorming dan focus group discussion dengan para tenaga ahli dilakukan untuk menentukan
akar permasalahan dan mengembangkan solusi alternatif. Pendekatan Value Focused Thinking (VFT)
juga digunakan dalam tesis ini, dimana kelompok yang terdiri dari tenaga ahli diminta untuk
menentukan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai lalu mengembangkannya menjadi beberapa daftar
alternatif untuk memenuhi tujuan nilai tersebut. Hasilnya, terdapat enam alternatif solusi untuk
dievaluasi lebih lanjut untuk menghilangkan permasalahan produksi di Bravo GS.
Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan dalam penelitian ini karena memiliki fiturnya
yang memungkinkan evaluasi terintegrasi secara kuantitatif dan kualitatif. Faktor keselamatan, kinerja
ekonomi, efisiensi biaya, dan durasi proyek adalah empat kriteria yang digunakan. Keseluruhan tenaga
ahli dari berbagai latar belakang dan disiplin diminta untuk memberikan peringkat kepentingan untuk
perbandingan berpasangan dari setiap kriteria dan alternatif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
teknis mereka selama bekerja. Penilaian dari masing-masing ahli selanjutnya dikonsolidasikan.
Solusi alternatif ke-3 yaitu mengurangi produksi air yang masuk dari Lapangan Minyak Bravo melalui
pekerjaan water-shut-off (WSO), tampaknya menjadi solusi alternatif terbaik menurut hasil AHP. Dari
hasil tersebut disimpulkan bahwa para ahli tampaknya sepakat bahwa alternatif ini memiliki nilai lebih
yang sangat signifikan pada kriteria keselamatan, efisiensi biaya, dan durasi proyek disbanding
alternatif lainnya. Walaupun tidak menjadi yang terbaik dalam hal NPV dan DPI, alternatif ini masih
dinilai memiliki kinerja ekonomi yang sangat baik dengan DPI diatas 1.2 dan NPV yang positif. Indeks
ekonomi lain seperti Payout time (POT) dan ROR dari alternatif ini juga terlihat sangat menarik.
Alternatif ini diperkirakan memiliki waktu pengembalian modal tercepat, yaitu hanya sekitar dua bulan,
dan ROR tertinggi yaitu > 800%.