digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2021_TS_PP_ADE FADLI_1-Abstrak.pdf ]
PUBLIC Yose Ali Rahman

Selama lebih dari 90 tahun, CPI telah menjadi perusahaan energi terkemuka dan dianggap sebagai salah satu kontraktor penyumbang produksi minyak terbesar di Indonesia. Lapangan minyak Bravo adalah salah satu lapangan terbesar milik PT. CPI. Fluida yang dihasilkan dari lapangan ini diproses di stasiun pengumpul yang disebut Bravo GS. Dalam beberapa tahun terakhir, Bravo GS menghadapi masalah Produksi dimana banyak sumur minyak harus dimatikan akibat produksi fluida dari lapangan sudah melebihi kapasitas pengolahan. Hal ini mengakibatkan tertundanya produksi minyak yang dikenal dengan istilah deferred oil production (DOP) dalam jumlah yang cukup signifikan. Di tahun 2019 dan 2020 saja, estimasi kehilangan revenue berkisar sekitar 9,8 Juta USD, dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah karena saat ini Lapangan Bravo masih terus dikembangkan. Tujuan dari pengerjaan tesis ini antara lain untuk mengidentifikasi akar permasalahan, mencari alternatif terbaik, serta membuat perencanaan yang terintegrasi untuk mengeksekusi solusi tersebut. Proses brainstorming dan focus group discussion dengan para tenaga ahli dilakukan untuk menentukan akar permasalahan dan mengembangkan solusi alternatif. Pendekatan Value Focused Thinking (VFT) juga digunakan dalam tesis ini, dimana kelompok yang terdiri dari tenaga ahli diminta untuk menentukan nilai-nilai dan tujuan yang ingin dicapai lalu mengembangkannya menjadi beberapa daftar alternatif untuk memenuhi tujuan nilai tersebut. Hasilnya, terdapat enam alternatif solusi untuk dievaluasi lebih lanjut untuk menghilangkan permasalahan produksi di Bravo GS. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan dalam penelitian ini karena memiliki fiturnya yang memungkinkan evaluasi terintegrasi secara kuantitatif dan kualitatif. Faktor keselamatan, kinerja ekonomi, efisiensi biaya, dan durasi proyek adalah empat kriteria yang digunakan. Keseluruhan tenaga ahli dari berbagai latar belakang dan disiplin diminta untuk memberikan peringkat kepentingan untuk perbandingan berpasangan dari setiap kriteria dan alternatif berdasarkan pengetahuan dan pengalaman teknis mereka selama bekerja. Penilaian dari masing-masing ahli selanjutnya dikonsolidasikan. Solusi alternatif ke-3 yaitu mengurangi produksi air yang masuk dari Lapangan Minyak Bravo melalui pekerjaan water-shut-off (WSO), tampaknya menjadi solusi alternatif terbaik menurut hasil AHP. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa para ahli tampaknya sepakat bahwa alternatif ini memiliki nilai lebih yang sangat signifikan pada kriteria keselamatan, efisiensi biaya, dan durasi proyek disbanding alternatif lainnya. Walaupun tidak menjadi yang terbaik dalam hal NPV dan DPI, alternatif ini masih dinilai memiliki kinerja ekonomi yang sangat baik dengan DPI diatas 1.2 dan NPV yang positif. Indeks ekonomi lain seperti Payout time (POT) dan ROR dari alternatif ini juga terlihat sangat menarik. Alternatif ini diperkirakan memiliki waktu pengembalian modal tercepat, yaitu hanya sekitar dua bulan, dan ROR tertinggi yaitu > 800%.