digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

COVER Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 2 Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 3 Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 4 Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 5 Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 6 Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

PUSTAKA Fauzi Septian Wijaya
PUBLIC Alice Diniarti

Penelitian ini meninjau mengenai kondisi transportasi sedimen setelah terjadi land subsidence di pantai Pekalongan dengan cara melakukan proses pemodelan numerik. Penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan data lapangan yang terdiri dari data garis pantai, data batimetri, elevasi muka air pasang surut, kecepatan arus, kecepatan angina, gelombang, dan data sedimen. Data tersebut didapatkan dari sumber primer maupun sekunder. Selanjutnya data tersebut diolah untuk memperoleh data yang dibutuhkan sebagai masukan dalam melakukan pemodelan numerik. Penelitian ini kemudian dilakukan dengan memodelkan kondisi hidrodinamika kemudian terintegrasi dengan model transpor sedimen dalam dua skenario pada kondisi sebelum dan sesudah terjadi land subsidence dimana perbedaannya terletak pada perubahan kedalaman perairan. Model numerik tersebut selanjutnya dilakukan kalibrasi dan verifikasi terhadap data elevasi muka air pasang surut dan kecepatan arus serta dilakukan uji sensitivitas untuk mengetahui karakteristik dari pemodelan numerik yang dilakukan. Kondisi hidrodinamika dan transpor sedimen ditinjau dari dari beberapa parameter seperti kecepatan dan arah arus, tinggi gelombang signifikan, elevasi muka air pasang surut dan sedimentasi atau erosi. Hasil model numerik selanjutnya dibandingkan berdasarkan skenario sebelum dan sesudah terjadi land subsidence. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah terjadi land subsidence terjadi kenaikan tingkat sedimentasi dan berkurangnya tingkat erosi di daerah penelitian, namun tingkat penurunan tanah jauh lebih cepat daripada sedimentasi yang terbentuk sehingga kenyataannya daerah tersebut tetap saja tenggelam.