digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Jeremy Gunawan
PUBLIC Irwan Sofiyan

COVER Jeremy Gunawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Jeremy Gunawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Jeremy Gunawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Jeremy Gunawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Jeremy Gunawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Jeremy Gunawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Jeremy Gunawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Jeremy Gunawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

2021 JEREMY GUNAWAN PP TA - BAB 8.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Jeremy Gunawan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan

Konsumsi energi minyak bumi dan gas menduduki 80% dunia. Karena kebutuhan yang sangat tinggi, maka perlu dilakukannya eksplorasi minyak bumi dan gas. Pipa bawah laut merupakan fasilitas yang dapat mendukung eksplorasi minyak bumi dan gas. Sebelum digunakan untuk eksplorasi, harus dilakukan perancangan detail terhadap pipa bawah laut. Tahapan pertama dari perancangan pipa bawah laut adalah analisis tebal dinding pipa menggunakan standard desain DNVGL-ST-F101. Dalam standard desain yang digunakan, dinding pipa akan didesain untuk tahan terhadap tekanan internal berlebih (Internal Pressure Containment), Kegagalan akibat tekanan eksternal berlebih (Pressure Collapse), perambatan tekuk (Propagation Buckling), dan local buckling akibat kombinasi beban yang terjadi. Setelah dipilih tebal dinding pipa yang akan digunakan, dilakukan analisis on bottom stability menggunakan standard desain DNV-RP-F109 untuk mengetahui apakah pipa tetap stabil di dasar laut saat dikenai beban lingkungan dalam arah vertikal dan lateral. Selanjutnya dilakukan analisis instalasi menggunakan software OFFPIPE. Analisis dilakukan untuk mengetahui konfigurasi stinger, roller, dan tensioner yang digunakan dan memeriksa tegangan pipa yang terjadi saat instalasi agar tidak melebihi tegangan yang diizinkan untuk terjadi. Pipa bawah laut yang digelar tidak akan sempurna merata di dasar laut karena kontur batimetri yang tidak merata. Oleh karena itu, dilakukan analisis bentang bebas untuk mendapatkan bentang bebas yang diizinkan terjadi pada dasar laut menggunakan standard desain DNV-RP-F105. Dalam pemasangan jalur pipa terkadang dapat menemui rintangan lain seperti adanya pipa eksisting. Untuk menyebrangi pipa eksisting, maka dibutuhkan struktur penyangga berupa concrete sleeper. Struktur penyangga yang akan digunakan harus dianalisis stabilitas berupa ultimate bearing capacity, sliding, dan overturning. Pemasangan struktur juga akan mengakibatkan adanya settlement sehingga harus diperiksa apakah tinggi struktur masih memenuhi kriteria desain setelah terjadi settlement. Adanya peletakan pipa pada struktur penyangga menyebabkan tekuk pada pipa sehingga harus dilakukan analisis tegangan yang terjadi pada persilangan pipa menggunakan software CAESAR II menggunakan standard desain ASME B31.8 Chapter VIII. Proses desain telah dilakukan sehingga didapatkan untuk pipa baja dengan diameter luar 273.05 mm, digunakan tebal dinding pipa 40mm dan bentang bebas yang diizinkan sepanjang 14.9 m. Dilakukan analisis instalasi dan didapatkan konfigurasi sudut hitch sebesar 3° dan sudut trim sebesar 1° yang telah memenuhi kriteria tegangan. Struktur penyangga telah dinyatakan stabil dan tegangan yang terjadi pada pipa tidak melewati tegangan izin.